Jumat, 21 Maret 2014

Hadits Arba'in Ke-4 (Tentang Penciptaan Manusia & Ketentuan Nasibnya)



Faidah Ta'lim: Al-Ustdazah Ummu Fadhl Hafizhahallaah
ditulis oleh: Ummu Khansa Ima (12 Februari 2014 di masjid Imam An-Nawawi Al-Hanif, Cibeber Cilegon Banten)
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮْﺩٍﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟﺼَّﺎﺩِﻕُﺍﻟْﻤَﺼْﺪُﻭْﻕُ : ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻳُﺠْﻤَﻊُ ﺧَﻠْﻘُﻪُ ﻓِﻲﺑَﻄْﻦِ ﺃُﻣِّﻪِ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴْﻦَ ﻳَﻮْﻣﺎً ﻧُﻄْﻔَﺔً، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮْﻥُﻋَﻠَﻘَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﻣُﻀْﻐَﺔً ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ،ﺛُﻢَّ ﻳُﺮْﺳَﻞُ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻤَﻠَﻚُ ﻓَﻴَﻨْﻔُﺦُ ﻓِﻴْﻪِ ﺍﻟﺮُّﻭْﺡَ،ﻭَﻳُﺆْﻣَﺮُ ﺑِﺄَﺭْﺑَﻊِ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕٍ: ﺑِﻜَﺘْﺐِ ﺭِﺯْﻗِﻪِ ﻭَﺃَﺟَﻠِﻪِﻭَﻋَﻤَﻠِﻪِ ﻭَﺷَﻘِﻲٌّ ﺃَﻭْ ﺳَﻌِﻴْﺪٌ. ﻓَﻮَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻻَﺇِﻟَﻪَ ﻏَﻴْﺮُﻩُ ﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻟَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻌَﻤَﻞِ ﺃَﻫْﻞِﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﺎ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻬَﺎ ﺇِﻻَّ ﺫِﺭَﺍﻉٌﻓَﻴَﺴْﺒِﻖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏُ ﻓَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻌَﻤَﻞِ ﺃَﻫْﻞِﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻴَﺪْﺧُﻠُﻬَﺎ ، ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻟَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻌَﻤَﻞِﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺣَﺘَّﻰ ﻣَﺎ ﻳَﻜُﻮْﻥُ ﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻬَﺎ ﺇِﻻَّﺫِﺭَﺍﻉٌ ﻓَﻴَﺴْﺒِﻖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏُ ﻓَﻴَﻌْﻤَﻞُ ﺑِﻌَﻤَﻞِﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻓَﻴَﺪْﺧُﻠُﻬَﺎ ]ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱﻭﻣﺴﻠﻢ ]
Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud radiallahu’anhu, beliau berkata: Kami diberitahu oleh Rasulullah dan beliau adalah orang yang juur lagi terpercaya – Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya telah disempurnakan penciptaan salah seorang dari kalian dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk sperma,kemudian dia menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus kepadanya malaikat, kemudian ditiupkan ruh kepadanya, lalu malaikat tersebut diperintahkan untuk menulis empat perkara; untuk menulis rizkinya, ajalnya dan amalannya dan nasibnya (setelah mati) apakah dia celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Dia. Sesungguhnya salah seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya satu hasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga diaberamal dengan amalan ahli neraka,sehingga dia memasukinya. Dan salah seorang di antara kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka, hingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya sehasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia beramal dengan amalan ahli surga hingga dia memasukinya.
(HR Bukhari dan Muslim. Shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari di dalam [Bid’ul Khalqi/3208/Fath]. Muslim di dalam [Al Qadar/2463/Abdul Baqi]).
'Abdullaah bin Abbas radhiyallaahu 'anhu memberikan gelar kepada Rasuulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam sebagai orang yang benar (jujur) & dibenarkan karena tidak ada sesuatu yang keluar dari lisan Rasuulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam kecuali al-haq. Beliau berkata sambil menunjuk lisannya, "tidak ada yang keluar dari ini kecuali kebenaran." Dan apa yang diucapkan oleh Muhammad adalah wahyu yang diwahyukan bukan dari hawa nafsu.
Hadits ini merupakan proses penciptaan manusia secara umum, ada juga penciptaan yang tidak umum seperti Nabi Isa 'alayhis salam & Nabi Adam 'alayhis salam. Ketetapan 4 perkara bani adam pada saat usia 4 bulan:
Ketetapan rezekiKetetapan ajal Ketetapan amal
Ketetapan dari akhir kehidupannya yaitu sengsara/ bahagia.
◆ ketetapan rezeki sudah dijamin oleh Allah Subhanahu wa ta'aala artinya sudah ditetapkan kadarnya (Tidak bisa ditambah & dikurangi). Dan Allah sudah memberi jaminan yaitu sebelum rezeki seseorang itu belum sempurna, maka ia tidak akan diwafatkan.
◆ berkaitan dengan ajal, yaitu tidak bisa memajukan & tidak bisa mengakhirkan, karena kita tidak tahu kapan ajal itu datang. Dalam masalah ghoib ini, ada proses penciptaan sempurna dari usia balita sampai lanjut usia & ada juga proses penciptaan tidak sempurna yaitu tidak sampai lanjut usia, ajal sudah menjemput. Firman Allah subhanahu wa ta'aala dalam Surat Al-Hajj: 5,
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya & yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu & Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan & (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya..."
◆ amalan-amalan ahlul jannah & amalan-amalan ahlun naar semuanya sudah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa ta'aala. Syaikh Muhammad bin sholeh al-'utsaimin mengatakan bahwa amalan apa pun baik berupa perkataan, perbuatan & hati semuanya sudah tertulis. Buktinya, Allah sudah menugaskan 2 malaikat di dalam surat Qaff: 18,
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."
Catatan-catatan ini akan dikumpulkan, panjang lembarannya sejauh mata memandang yaitu ada 99 lembar & jika lembaran ini ditimbang dengan kartu (bithooqoh) berisi kalimat "Laa ilaaha illallaah", maka kalimat laa ilaaha illallaah bisa mengalahkan beratnya lembaran tersebut.
◆ Allah menetapkan apakah seseorang akan bahagia (memasuki surga) atau akan sengsara (memasuki neraka)sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'aala dalam surat Hud : 105-108,
"Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka & ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan & menarik napas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit & bumi, kecuali jika Tuhan-mu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhan-mu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit & bumi, kecuali jika Tuhan-mu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya."
Penentuan seorang itu menjadi orang yang bahagia/ celaka sudah Allah tentukan 50.000 tahun sebelum penciptaan langit & bumi yaitu terkait dengan penulisan takdir, & gejalanya bisa dilihat ketika ia hidup di dunia.
# bagaimana tanda orang yang bahagia?
Yaitu Allah akan mudahkan ia beramal dengan amalan bahagia.
# bagaimana tanda orang yang sengsara?
Yaitu Allah akan mudahkan dia untuk beramal dengan amalan sengsara. Firman Allah subhanahu wa ta'aala dalam surat Ali Imran: 102,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam."
Ibnu katsir mengatakan bahwa seseorang akan diwafatkan di atas kebiasaannya. Apabila kebiasaannya digunakan untuk keta'atan pada Allah subhanahu wa ta'aala, maka in syaa' Allah ia akan diwafatkan pada kebiasaannya tersebut. Apabila ia beramal dengan amalan-amalan islam maka ia wafat di atas amalan tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila ia terbiasa melakukan amalan maksiat & dosa, maka ia diwafatkan di atas kebiasaannya tersebut.
◆ "Sesungguhnya salah seorangdari kalian benar-benar beramaldengan amalan ahli surga, sehinggajarak antara dirinya dengan surgahanya satu hasta, lalu dia didahuluioleh catatan takdirnya, sehingga diaberamal dengan amalan ahli neraka,sehingga dia memasukinya. Dansalah seorang di antara kalianbenar-benar beramal dengan amalan ahli neraka, hingga jarak antara dirinya dengan neraka hanyasehasta, lalu dia didahului olehcatatan takdirnya, sehingga diaberamal dengan amalan ahli surgahingga dia memasukinya."
→ hadits ini terkait dengan takdir, tetapi kita tidak boleh mempunyai persepsi bahwa tiada guna melakukan amalan sholeh yang apada akhirnya akan memasuki neraka. Inilah anggapan yang harus diluruskan sehingga tidak ada su'udzon terhadap Allah sebab su'udzon menjadi pintu kesyirikan.
Di dalam kitab Ad-da wa ad-dawa, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullaah mengatakan su'udzon kepada Allah dosanya lebih besar daripada syirik, karena su'udzon adalah pintu kesyirikan.
Ada beberapa penjelasan yang terkait dengan hadits ini,
# amalan seperti apa yang akhirnya seorang ahlul jannah bisa masuk ke dalam neraka?
tafsir 1: di dalam hadits riwayat Imam Muslim, Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam berkata bahwa sesungguhnya di antara kalian ada yang beramal dengan amalan ahli surga menurut pandangan manusia, padahal sebenarnya ia adalah penduduk neraka.
tafsir 2: orang yang riya' yaitu meniatkan suatu ibadah untuk mencari pujian & sanjungan sehingga riya' tersebut akan menggerogoti amalan pahalanya.
tafsir 3: bahwa orang yang sudah sering melakukan amalan-amalan keta'atan kepada Allah, lalu ia tinggalkan dengan amalan ahlun Nar & akhirnya ia mati di atas amalan tersebut. Begitu pula ada seorang yang melakukan amalan-amalan Ahlun Nar, kemudian di akhir hidupnya ia mati di atas amalan ahlul jannah, seperti:
Wahsyi membunuh Hamzah, ia mengeluarkan jantung & di makannya sampai Rasuulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sakit hati sekali, tetapi takdir berkata lain akhirnya Wahsyi masuk islam & ia mengganti amalan-amalan nerakanya dengan amalan-amalan ahlul jannah.
Hindun ialah orang yang memprovokasi Wahsyi untuk membunuh Hamzah, namun ia bertaubat & masuk islam hingga mati di atas keislamannya.
seorang sahabat yang baru mengucapkan syahadat (masuk islam) kemudian ada panggilan jihad, ia belum sempat untuk melaksanakan sholat, zakat, puasa, haji... tetapi ia mati dengan kesyahidannya.
Islam menghapus semua dosa-dosa di masa sebelum ia seorang muslim, tetapi kekufuran menghapus pahala-pahala ibadah selama ia menjadi seorang muslim.
Wallahu a'lam bish-showab

Rabu, 12 Februari 2014

PEMBAGIAN KEKUFURAN DAN MACAM-MACAMNYA




--Faidah Ta'lim: Al-ustadzah Ummu Fadhl hafizhahallah

( kajian ta'shiliyah: syarah al-wajibat, Rabu sore 5 Februari 2014, di Masjid An-Nawawi Cibeber Cilegon Banten)
Menurut Syaikh Al-Qar’awi Rahimahullaah ta’ala, kufur terbagi menjadi 2, yaitu:
1) kekufuran yang menyebabkan pelakunya keluar dari islam (Kufur Akbar)
2) kekufuran yang mengeluarkan pelakunya dari islam (Kufur Asghar)

KUFUR AKBAR
Mualif (Penulis/penyusun buku) Rahimahullahu ta’aala mengatakan bahwa kufur akbar terbagi menjadi 5, yaitu:
1) KUFUR TAKDZIB (Kufur dalam Bentuk Pendustaan)
Yaitu kekufuran yang pada hakikatnya mendustakan para Rasul atau mendustakan al-Haq. Dalil adanya kufur takdzib, disebutkan di dalam Surat Al-Ankabut: 68,
“ Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang haq, tatkala yang haq itu datang kepadanya? Bukankah di dalam neraka jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?”
 Orang-orang yang mendustakan para Rasul Allah atau kebenaran yang dibawa para Rasul tersebut ialah termasuk kategori kufur takdzib, seperti pada Firaun dan orang-orang kafir quraisy. Dalil yang menunjukan kisah kufur takdzib Firaun dijelaskan di dalam Surat An-Naml: 14, Allah Subhanahu wa ta’aala berfirman:
“  Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka menyakini (kebenarannya). Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.”
Dalil yang menunjukkan perbuatan kufur takdzib orang-orang kafir Quraisy dijelaskan dalam Surat Al-An’am: 33,
“Sesesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.”
Bentuk kufur takdzib:
(a) mendustakan Rasul sebagai pembawa kebenaran
(b) mendustakan kebenaran yang dibawa oleh para Rasul


# mengapa tipe kufur takdzib (a) lebih sedikit daripada tipe kufur takdzib (b) ?
Karena:
  • Pada hakikatnya orang-orang kufur tersebut, bila bicara pribadi orang yang menyampaikan, mereka yakin bahwa orang tersebut tidak dusta sebagaimana keyakinan orang-orang kafir quraisy terhadap Rasuulullaah –shallallaahu ‘alaihi wasallam-. Mereka tahu akhlak Rasuulullaah –shallallaahu ‘alaihi wasallam-, beliau adalah Al-Amin (orang yang sangat dipercaya), tidak pernah mereka mendapati beliau berdusta dan berkhianat dengan amanah. Artinya sangat sedikit orang yang mendustakan pribadi pembawa kebenaran, namun sangat banyak yang mendustakan apa yang dibawa oleh rasul berupa kebenaran.
  • Allah sudah memberikan mukjizat sebagai penguat bagi para rasul, akan tetapi kebanyakan dari mereka adalah mendustakan apa yang disampaikan oleh rasul yakni kebenaran tersebut.
  2 faktor penyebab kebenaran tidak dapat diterima:
1. faktor orang yang menyampaikan
2. faktor apa yang disampaikan
Faktor pertama, penyebabnya:
  • Tidak tepatnya waktu dan tempat saat menyampaikan kebenaran, sehingga kebenaran (al-haq) itu tersamarkan, tidak bisa diterima oleh manusia
  • Manusia yang menerima kebenaran tersebut sudah tahu siapa “si pembawa kebenaran” sehingga menganggap kebenaran yang datang dari “dia” bukanlah suatu kebenaran.

Faktor kedua, kebenaran itu tidak diterima oleh manusia berupa apa yang disampaikan yakni kebenaran tersebut. Inilah yang dimaksud dengan kufur taqdib, yaitu kufur yang mendustakan kebenaran yang datangnya dari Allah –Subhanahu wa ta’aala- dan tidak peduli siapa yang menyampaikan.

2) KUFUR IBAA WASTAKBAR (Kufur penolakan dan Kesombongan dengan disertai Pembenaran)
Mualif mengambil suatu ayat yang berkaitan dengan kufur ini, yaitu Surat Al-Baqarah: 34, Allah –Subhanahu wa ta’ala berfirman:
 “ Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!’ Maka bersujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur, dan adalah ia (Iblis) termasuk golongan orang-orang yang  KAFIR.”

Kufur jenis ini banyak dilakukan oleh musuh-musuh Allah yaitu iblis laknatullaah dan para pembesar sebuah kaum (yaitu orang-orang yang memiliki kelebihan harta dan keluasan ilmu berpeluang untuk sombong). Pada asalnya ketika Allah memerintahkan malaikat dan iblis sujud kepada Adam, iblis tahu perintah Allah tersebut harus dipenuhi, namun iblis merasa enggan melaksanakan perintah-Nya. Sombongnya iblis seperti kias yang bathil, bahwa ia menyangka unsur api lebih baik dan lebih mulia  daripada unsur tanah sehingga ia enggan bersujud kepada Adam.

  • Selain iblis laknatullah yang melakukan kufur ini adalah Firaun & para pembesar-pembesar Firaun.
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Mukminun: 47, Allah Subhanahu wa ta’aala berfirman,
“ Dan mereka berkata, ‘Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita juga, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?”
 Kesombongan Firaun yaitu ia menyakini tidak ada kekuasaan yang lebih kuat & lebih besar daripada kekuasaannya pada saat itu, dan ketika Musa & Harun diperintah oleh Allah Subhanahu wa ta’aala untuk mendakwahkannya agar tidak berlaku zalim (menganggap dirinya sebagai Tuhan), akan tetapi Firaun berlaku sombong & meremehkan dakwah tersebut. Demikian juga ucapan-ucapan umat terdahulu kepada para rasul mereka seperti pada kaum Tsu’aib, kaum Nuh, kaum sholeh, kaum Hud dan kaum nabi-nabi yang lain.

  • Kekufuran orang-orang Yahudi
Orang-orang yahudi mengetahui isi dari taurat bahwa akan ada Nabi terakhir bernama Ahmad (Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam), bahkan mereka mengenali Ahmad melebihi dari anak-anak mereka sendiri. Akan tetapi karena Rasuulullaah –shallallaahu ‘alaihi wasallam- (Ahmad) bukanlah berasal dari Bani Israil, maka mereka menolak dan sombong dengan kebenaran tersebut.

Allah menyebutkan kisah ini di dalam firman-Nya, Surat Ash-Shaff: 6,
“ Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ‘ Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul  yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).’ Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, ‘ini adalah sihir yang nyata.’

  • Kekufuran Abu Thalib
Abu Thalib ialah paman Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Beliau memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia yaitu sebagai bangsawan Quraisy, sehingga orang-orang kafir quraisy dan pemuka kabilahnya tidak berani macam-macam dengan keponakannya tersebut. Bahkan beliau sangat mendukung dakwah nabi dengan mengorbankan harta, tenaga dan jiwanya. Namun di akhir hayatnya beliau lebih memilih berpegang teguh pada agama nenek moyangnya.  Allah menghendaki Abu Thalib mati di atas kekufuran.

*hikmah dibalik kekufuran Abu Thalib:
Agar musuh-musuh islam tidak beranggapan kejayaan islam yang diraih Rasuulullah –Shallallaahu ‘alaihi wa sallam- dihasilkan oleh pamannya, melainkan kejayaan tersebut adalah kehendak Allah –Subhanahu wa ta’aala- disertai usaha Rasulullaah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam di dalam menyebarkan islam. (tidak ada intervensi sedikit pun dari Abu Thalib)

::  Perbedaan Kufur Takdzib & Kufur Ibaa wastakbar ::
  • Kufur Ibaa wastakbar (Kufur Penolakan & kesombongan) lebih banyak dilakukan oleh manusia
  • Kufur takdzib tidak melihat profil yang menyampaikan, tetapi melihat apa yang disampaikan. Berbeda dengan Kufur Ibaa wastakbar (kufur penolakan & kesombongan), profil dan kebenaran yang disampaikan adalah termasuk di dalamnya.

3) KUFUR ASY-SYAK (Kufur Keraguan)
Yaitu kufur yang disebabkan karena adanya keraguan. Mualif Rahimahullaahu ta’aala menukilkan dalil jenis kufur ini yaitu Surat Al-Kahfi: 35-38.

“ Dan dia memasuki kebunnya, sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri, ia berkata,‘Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhan-ku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu.Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya, “Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?. Tetapi aku percaya bahwa Dia-lah Allah, Tuhan-ku dan aku tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan-ku.”

Pada ayat ini terdapat 2 jenis manusia, yaitu:
a) seorang yang ragu akan adanya hari kebangkitan dan ia ragu adanya kemampuan dari Allah dalam mengembalikan sesuatu yang binasa untuk hidup kembali.
b) seorang mukmin (beriman kepada Allah dan hari akhir), ia yakin setelah kematian akan ada kehidupan. Bagi Allah menghidupkan orang yang sudah mati lebih mudah daripada menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada.
Jenis kekufuran ini ternyata sudah banyak dihinggapi orang-orang yang mengaku dirinya muslim, terkhusus pada kaum muslimin yang jauh sekali dari ilmu, sehingga syubhat & syahwat dengan mudahnya masuk. ia ragu dengan kekuasaan Allah, ragu dengan kekuatan Allah, ragu dengan kemampuan Allah. Seorang ini lupa bahwa Allah Maha melakukan apa pun.  Oleh karenanya tujuan pembahasan jenis-jenis kekufuran ini yaitu agar kita lebih hati-hati supaya tidak terjebak ke dalam salah satunya.

4) KUFUR I’RADH (Kufur Penolakan)
Jenis kekufuran ini ialah termasuk kedalam pembatal keislaman yang ke-10, yang dimaksud penolakan di sini adalah penolakan secara totalitas, baik penolakan hati, penolakan pendengaran dan penolakan amal.
 :: Perbedaan Kufur Ibaa wastakbar (Kufur Penolakan & Kesombongan) dan Kufur I’radh (Kufur penolakan)  ::
  • Kufur I’radh adalah jenis kekufuran penolakan secara totalitas
  • Kufur Ibaa wastakbar yaitu adanya pengingkaran dari iblis (Iblis tahu adanya perintah Allah untuk bersujud) namun ia tolak dengan kesombongannya.

5) KUFUR NIFAQ (Kekufuran Orang-Orang Munafik)
*Bagaimana kekufuran orang-orang munafik?
Yaitu ia menampakkan islam tetapi menyembunyikan kekufuran di dalam hatinya. Orang munafik jenis inilah yang Allah sebutkan bahwa nanti tempat mereka sama dengan orang-orang kafir yaitu di aspalnya neraka (neraka jahanam yang paling bawah).
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat An-Nisa:140,
“ … sesungguhnya Allah akan mengumpulkan seluruh orang munafik dan orang kafir di dalam Neraka Janhanam bersama-sama.”

sifat orang munafik ialah ingin menipu Allah dan orang-orang yang beriman, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah: 14-15,
“ Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ‘Kami telah beriman’. Dan bila mereka kembali pada setan-setan mereka, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’. Allah akan membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.”

Demikian juga sifat orang-orang munafik banyak dijelaskan di dalam Surat Al-Munafiqun. Kekufuran jenis ini lebih berbahaya bagi kaum muslimin karena mereka ibarat musuh di dalam selimut, duri dalam daging, sehingga jika Allah tidak memberitahu Nabi siapa dan bagaimana sifat-sifat orang munafik maka rasul tidak akan tahu dan jibril yang menyampaikan bahwa si fulan munafik dan si fulan munafik…

-        KUFUR ASGHAR –
Yaitu kekufuran yang tidak mengeluarkan pelakunya dari islam, akan tetapi orang yang melakukannya mendapat ancaman yang keras. Sebagaimana syirik kecil, bila dikumpulkan dan adanya anggapan bahwa adanya kehalalan dalam syirik kecil maka bisa mengakibatkan munculnya syirik besar, begitu pun apabila kita menyakini bolehnya kufur kecil maka akan berakibat menjadi kufur besar.  Di antara bentuk kufur kecil adalah:

1) Kufur Nikmat
 Kufur nikmat ialah kebalikan sifat dari syukur nikmat. Sedangkan bentuk mensyukuri nikmat itu sendiri ialah:
  • Dengan hati yaitu kita menyakini bahwa nikmat yang kita peroleh adalah semata-mata dari Allah, dan keyakinan ini harus ada pada setiap muslim.
  • Dengan lisan, yaitu mengucapkan puji-pujian kepada Allah
  • Dengan anggota badan, yaitu melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan menggunakan nikmat tersebut.
:: Bentuk Kufur Nikmat:
  • Menyakini nikmat tersebut datangnya dari perusahaan atau dari hasil usahanya sendiri. Ia lupa dibalik itu semua ada Allah yang mengatur. Adapun manusia, perusahaan, perniagaan adalah washilah bukan pemberi. Jadi hidup kita bukan tergantung kepada manusia, perusahaan dan perniagaan.
  • Tidak mau memuji Allah sebagai pemberi nikmat dan tidak berterima kasih kepada washilah yang memberikan nikmat tersebut.
  • Menggunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat kepada Allah.
akibatnya: orang yang kufur nikmat akan arogan, ia merasa bisa usaha sendiri untuk kehidupannya, bahkan ia sudah menjajarkan dirinya dengan Allah karena tidak ada rasa butuh pada Allah.

Kufur nikmat juga setingkat dengan kufur ‘Aasyir (Kufur pada kebaikan suami), inilah yang menyebabkan kebanyakan wanita masuk neraka.
#mengapa wanita banyak yang menjadi penghuni Neraka?
Yaitu karena mereka kurang akan agama dan akalnya, juga karena mereka kufur terhadap kebaikan suami (Kufur ‘Aasyir)

# apakah suatu kepastian bahwa wanita itu tidak lebih pintar dari laki-laki?
Jawab: tidak. Sebab banyak perempuan yang lebih cerdas dan pandai dari laki-laki. Rasuulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan, bukankah persaksian perempuan itu setengah dari persaksian laki-laki? Inilah yang dimaksud “Kurang akalnya wanita” sehingga di dalam persaksian cukup dua orang laki-laki dan empat orang perempuan.

# apakah ada keraguan bahwa wanita itu tidak lebih sholeh daripada laki-laki?
Jawab: tidak. Banyak perempuan yang lebih sholeh dari laki-laki, akan tetapi bukankah perempuan itu mengalami haidh dan nifas? Sehingga pada saat itu ada jenis ibadah yang diharamkan. Ini lah yang dimaksud dengan “Kurangnya agama”.

-Kufur ‘Aasyir, yaitu mengungkit-ungkit ketidakmampuan suami dan menghilangkan kebaikan suami. Inilah penyebab banyaknya wanita menjadi penghuni Neraka, maka kafaratnya bagi seorang wanita menurut Rasuulullah adalah banyak-banyak sedekah.

mencela nasab dan meratapi mayyit
Kedua perbuatan ini termasuk kufur ashgar. Mengapa? Karena mencela nasab dan meratapi mayit adalah perbuatan jahiliyah yang tidak boleh ditiru. Di dalam pembahasan kekufuran, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Maidah:44,
“ … Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir.”
 ==== > kita tidak boleh memvonis langsung kafir, apabila orang tersebut didapati melakukan cabang kekufuran apalagi yang dilakukan adalah kufur kecil. Karena untuk memvonis seseorang menjadi kufur, harus memenuhi standar yang dibuat oleh ulama karena syarat-syaratnya ketat sekali dan bukan wilayah kita untuk memvonis.

-wallahu a’lam bish-showab-  

Selasa, 04 Februari 2014

Tafsir Surat Al-Kautsar





Al-Ustadzah Ummu Fadhl Hafizhahallaah

ditulis oleh Ummu Khansa Al-Bantaniyyah

Surat Al-Kautsar terdiri dari 3 ayat, urutan di dalam mushaf merupakan surat ke-168. Para ulama mengatakan surat ini adalah surat Al-Makkiyah, namun sebagian ulama berpendapat Surat Madaniyah, dan yang disepakati oleh para ulama ialah surat Madaniyah.
♣Asbabun Nuzul
Pada suatu hari Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- sedang berkumpul bersama para sahabatnya di Masjid, kemudian tiba-tiba beliau tertidur sejenak dan beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum. Para sahabat bertanya, “Apa gerangan yang membuat engkau tersenyum Yaa Rasuulullaah?,” kemudian Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- bersabda, “tadi telah turun kepadaku suatu surat.”

Lalu beliau membaca:

ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻋْﻄَﻴْﻨَﺎﻙَ ﺍﻟْﻜَﻮْﺛَﺮَ ١

ﻓَﺼَﻞِّ ﻟِﺮَﺑِّﻚَ ﻭَﺍﻧْﺤَﺮْ ٢
ﺇِﻥَّ ﺷَﺎﻧِﺌَﻚَ ﻫُﻮَ ﺍﻷﺑْﺘَﺮُ ٣

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dari itu, dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah. Sesungguhnya, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (al-Kautsar: 1- 3)

(HR. Imam Muslim, Abu Daud, Imam An-Nasaa’I dari Anas bin Malik)

Kemudian beliau –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- bertanya, “tahukah kalian apa Al-Kautsar itu?,” para sahabat menjawab, “Allaahu wa Rasuuluhu a’lam,” lalu Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- berkata, “ sesungguhnya Al-kautsar itu adalah suatu sungai yang dijanjikan oleh Allah Azza wa jallla kepadaku. Di atas Al-Kautsar terdapat kebaikan yang sangat banyak. Dia adalah sebuah telaga yang akan didatangi oleh umatku nanti pada hari kiamat, jumlah bejananya 9 bintang-bintang yang ada di langit, maka seorang hamba di antara mereka ada yang tertahan, tidak bisa mendatangi haudh tersebut. Lalu aku katakan, “ Yaa Rabb-ku, Sesungguhnya mereka itu umatku,” lalu Allah –Subhanahu wa ta’aala- berfirman,
Sesungguhnya engkau tidak tahu wahai Muhammad, apa yang terjadi sepeninggalanmu.”
Dijelaskan pada hadits yang lain:

Bahwa mereka adalah orang-orang yang suka merubah-rubah ajaran Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- .orang-orang seperti ini yang tertahan tidak bisa
menikmati air di telaga (haudh). (HR. Imam Ahmad)

Dari Anas bin Malik –Radhiyallaahu ‘anhu-, ia berkata bahwa Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- bersabda, “aku masuk surga, tiba-tiba aku berada di sebuah sungai, kedua tepinya adalah tenda yang terbuat dari mutiara, lalu aku mencelupkan tanganku ke dalam air yang mengalir pada sungai tersebut, lalu tiba-tiba tanganku beraroma minyak kasturi yang sangat wangi, kemudian aku bertanya pada Malaikat Jibril, ‘sungai apa ini Yaa Jibril?,’ Jibril berkata, ‘ini adalah Al-Kautsar yang telah Allah anugerahkan kepadamu.’ (HR.Bukhari)
♣Bagaimana sifat dari Al-Kautsar?
Dari Anas bin Malik –Radhiyallaahu ‘anhu- ia berkata bahwa ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasuulullah, “Wahai Rasuulullaah, apa Al-Kautsar itu?,” lalu beliau –

Shallallaahu ‘alayhi wasallam- menjawab, “sebuah sungai di surga yang Allah telah berikan kepadaku. Sungguh air itu lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, di sekelilingnya terdapat burung-burung yang lehernya bagaikan leher onta, di mana burung tersebut juga menikmati lezatnya air di dalam sungai tersebut.

Sampai Umar bin Khattab berkata, ‘Yaa Rasuulullaah beruntung sekali burung-burung itu bisa menikmati air yang ada di dalam Al-Kautsar.”
♣Definisi Al-Kautsar
ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻋْﻄَﻴْﻨَﺎﻙَ ﺍﻟْﻜَﻮْﺛَﺮَ ١
"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak."(1)

Banyak ulama yang mendefinisikan Al-Kautsar sebagai telaga (sebuah sungai). Imam Bukhari –Rahimahullaahu ta’aala- mengutip perkataan Sa’id Ibnu Jubair dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma- bahwasanya beliau berkata:
  • Al-Kautsar artinya kebaikan dengan segala jenis bentuknya yang diberikan kepada Allah ta’aala untuk Nabi –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- 
  • Bila Al-Kautsar diartikan sebagai sungai di surga, maka hal itu merupakan salah satu bentuk kebaikan dari Allah –Subhanahu wa ta’aala- yang Allah berikan untuk Rasul-Nya.
  • Apabila dimaknai secara umum, Al-kautsar diartikan kebaikan yang banyak.

Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- mendapat limpahan nikmat dari Allah –Subhanaahu wa ta’aala-, di antara limpahan nikmat (kebaikan) tersebut ialah:
  1. Al-Kautsar

Al-Kautsar merupakan telaga yang ada di surga. Telaga ini adalah telaga yang paling banyak didatangi oleh umat manusia yakni umat Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- perbedaannya jauh dibandingkan telaga Nabi yang lain.

Selain itu ada sebagian umat Nabi Muhammad yang tertahan tidak dapat menikmati air di telaga tersebut.
Di dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah –radhiyallaahu ‘anhu- , Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- berkata,

“… sungguh mereka akan datang pada hari kiamat dengan wajah putih cemerlang disebabkan karena bekas wudhu dan aku mendahului mereka mendatangi haudh, akan tetapi sungguh nanti akan ada orang-orang yang diusir dari telagaku, sebagaimana onta yang tersesat (terusir). Lalu aku panggil orang-orang yang terusir tadi, “ mari kesini!”.. kemudian ada yang berkata, “ sesungguhnya mereka adalah orang yang suka mengganti syariat sepeninggalanmu,” kemudian beliau Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- tahu orang-orang tersebut suka merubah syariat beliau, lalu beliau mengusir orang-orang tadi, “jauh!..jauh!…”

Hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang yang bisa menikmati Al-Kautsar ialah orang-orang yang ketika di dunia mengikuti syariat Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam-, orang yang patuh dan tidak merubah-rubah ajaran beliau serta memurnikan ajaran beliau. Dan bagi orang yang tidak mau mengikuti syariat Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- atau merubah-rubah syariat beliau maka konsekuensinya adalah terusir dari haudh (telaga).

Telaga ini merupakan salah satu bentuk kebaikan yang Allah berikan kepada Nabi-Nya

2) lima perkara yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad –shallallaahu 'alayhi wasallam- yang tidak diberikan kepada nabi-nabi yang lain

Dari Jabir –radhiyallaahu ‘anhu- bahwa Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- diberi 5 perkara, yang 5 perkara ini tidak diberikan para nabi sebelum beliau yaitu: berkata, “ aku

  •  aku diberi pertolongan dengan diberikannya rasa takut kepada musuh-musuhku dalam jarak perjalanan 1 bulan.

(ketika Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- hendak berjihad melawan orang-orang kuffar, maka Allah akan memasukkan rasa takut kepada hati orang-orang kuffar jauh sebelum peperangan itu terjadi)
  • dijadikan bumi untukku (Rasuulullah) sebagai masjid & sebagai alat bersuci

“barangsiapa di antara umatku yang mendapati waktu shalat hendaklah ia menunaikan shalat.”

(di dalam syariat islam, kita dibolehkan shalat di mana pun selain bangunan masjid, terkecuali pada tempat-tempat terlarang seperti kandang onta, kuburan. Ada dalil-dalil khusus yang melarangnya)
  • aku (Rasuulullah) mempunyai hak untuk memberikan syafa’at

Syafa’at apa yang dimiliki Rasuulullaah? Yaitu syafa’at udzma.
  •  dihalalkan bagiku ghonimah

(Ghonimah tidak dihalalkan atau tidak disyariatkan bagi nabi-nabi yang lain seperti umat Nabi Musa ‘alayhi salam, selesai mereka berperang dan mendapat harta rampasan perang kemudian harta tersebut dikumpulkan pada tanah lapang lalu petir datang habis membakar.
Sedangkan pada umat Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- boleh membagikannya dan seperlima untuk Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam-)

  • para Nabi di utus khusus untuk para umatnya, sedangkan Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- diutus untuk seluruh umat manusia dan jin.

( jadi, siapa pun orangnya sepeninggal Nabi Isa ‘alayhi salam, maka ia wajib mengikuti risalah

Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- karena beliau diutus untuk seluruh manusia, tidak khusus pada suatu kaum)

3) Di akhirat nanti Rasuulullah akan mendapatkan Maqom Mahmud, “kedudukan yang terpuji.”

Kata “Maqom Mahmud” adalah kata (doa) yang kita panjatkan setelah kita mendengar adzan. Mahqomul Mahmud ialah suatu kedudukan yang tidak dimiliki oleh nabi-nabi yang lain dalam memberikan syafa’at, selain Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- .

Di dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dijelaskan bahwa ketika manusia dibangkitkan pada hari kiamat, manusia dalam kondisi telanjang, tidak bersunat, tidak beralas kaki, kemudian matahari didekatkan beberapa mil di atas kepala manusia, ada manusia tenggelam karena keringatnya, ini menunjukkan begitu luar biasa huru-hara yang terjadi pada hari kebangkitan.

Sehingga ada manusia yang tenggelam dengan keringatnya sebatas mata kakinya, sebatas

betisnya, sebatas lututnya, sebatas pinggangnya, sebatas dadanya, sebatas lehernya, sampai ia tenggelam dengan keringatnya, masing-masing tergantung dengan apa yang dilakukan di dunia. Akhirnya manusia pada saat itu bersepakat untuk meminta keringanan kepada Allah –Subhanahu wa ta’aala- yaitu:


⇨ mereka datang pada Nabi Adam ‘alayhi salam kemudian Nabi Adam mengatakan, “nafsiy…nafsiy…,diriku… diriku.., aku telah berbuat dosa,” (pada Al-Qur’an disebutkan dosa beliau ‘alayhi salam sudah terampuni yakni melanggar perintah Allah dengan memakan buah yang dilarang) kemudian Nabi Adam –‘alayhi salam- berkata, “ pergilah kalian kepada Nuh, sesungguhnya Nuh adalah Rasul pertama yang Allah utus.”

⇨ kemudian manusia datang menghadap Nabi Nuh, “Wahai Nuh, doakan kepada Rabb-mu agar meringankan keadaan kami.” Kemudian Nabi Nuh berkata, “nafsiy… nafsiy… wahai diriku..diriku…” Nabi Nuh tidak dapat memenuhi permintaan manusia pada saat itu, kemudian beliau menganjurkan, “pergilah kalian ke Ibrahim, sesungguhnya ia adalah kekasih Allah.”

⇨ Nabi Ibrahim pun menolak tidak bisa membantu manusia pada saat itu yakni disebutkan di dalam sebuah riwayat. (lihat syarah Kitabut Tauhid bab Syafa’at, Nabi Ibrahim menyebutkan alasan-alasan dalam penolakan syafa’at kepada manusia saat itu)

Diterangkan dalam tafsir Al-Qur’an Nabi Ibrahim berbohong 3 kali yaitu:
  1. menyebut istrinya sebagai ukhtiy (saudariku)
  2. ketika dipaksa oleh kaumnya untuk mengikuti perayaan-perayaan kemudian beliau berpura-pura sakit padahal ia memiliki misi untuk menghancurkan berhala
  3. ketika ia berdusta bahwa bukan ia yang menghancurkan berhala.
Kemudian Nabi Ibrahim berkata, “pergilah kalian kepada Musa, sesungguhnya Allah berbicara langsung dengannya.”

⇨ Nabi Musa pun menolak, kemudian ia menganjurkan, “ Pergilah kepada Isa ‘alayhi salam.”
⇨ Nabi Isa pun tidak bisa membantu, ia berkata, “ nafsiy… nafsiy…, wahai diriku… diriku..” (kata “nafsiy” menunjukkan kondisi yang sedang susah). Datanglah kepada Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam-, sesungguhnya ia adalah kekasih Allah.
⇨ lalu manusia datang kepada Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam-, “Wahai Muhammad berdoalah kepada Rabb-Mu agar meringankan keadaan kami.” Kemudian beliau bersujud kepada Allah –Subhanahu wa ta’aala-, Allah mengilhamkan untuk berdzikir di mana dzikir tersebut belum diajarkan ketika di dunia.
Kemudian Allah berfirman, “Angkat kepalamu, sebutkan apa yang kamu minta.” Lalu beliau meminta syafa’at keringanan pada hari itu, inilah yang disebut syafa’at udzma yakni syafa’at yang tidak diberikan kepada nabi-nabi yang lain. Begitu istimewanya kedudukan beliau di sisi Allah
4) Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- adalah nabi terakhir tetapi beliau dan umatnya menjadi umat yang pertama dihisab oleh Allah –subhanahu wa ta’aala-
Artinya kemungkinan umat beliau adalah umat yang lebih dahulu merasakan nikmatnya surga atau merasakan adzabnya neraka
Tafsir ayat ke-2:

ﻓَﺼَﻞِّ ﻟِﺮَﺑِّﻚَ ﻭَﺍﻧْﺤَﺮْ ٢
”Maka dari itu, dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah.” (2)
#mengapa Allah langsung memerintahkan Nabi –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- untuk mendirikan shalat?
Yakni karena shalat adalah sebagai tanda syukur Nabi –Shallallaahu‘alayhi wasallam- atas berbagai nikmat yang Allah berikan kepada beliau.
Sebgian ulama mengatakan, shalat yang diperintahkan adalah shalat ‘iedul adha karena tidak ada shalat yang ditegakkan setelah menyembelih kurban. Akan tetapi pendapat yang kuat adalah ayat ini maknanya umum, mencangkup semua jenis shalat, baik shalat fardhu maupun shalat yang nawaafil.
Setelah Allah memerintahkan shalat, Allah memerintahkan, "wanhar" (berkurbanlah, bertaqarublah kepada Allah yaitu dengan cara menyembelih)
Ada ulama yang menyebutkan “nahr” adalah onta, dan “dahbun” adalah menyembelih selain onta. Wallaahu a’lam.
Ayat ini tidak khusus diperintahkan kepada beliau saja tetapi juga berlaku pada umatnya yang lain. Sebagaimana dijelaskan suatu kaidah, “pelajaran itu bisa diambil dari keumuman lafadz, bukan dari kekhususan sebab.”
Tafsir ayat ke 3

ﺇِﻥَّ ﺷَﺎﻧِﺌَﻚَ ﻫُﻮَ ﺍﻷﺑْﺘَﺮُ ٣
“Sesungguhnya, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (3)
♣ Asbabun nuzul
Dijelaskan dalam hadits dari Abdullah ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa ayat ini berkaitan dengan seseorang yang bernama Al-Ash bin Wayl. Dikisahkan apabila Rasuulullah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- berada dihadapannya, Al-Ash bin Wayl berkata,
“sesungguhnya dia (Nabi Muhammad) adalah orang yang terputus.” (tidak memiliki keturunan penerus nasab, karena Allah menakdirkan semua anak laki-laki Rasuulullaah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- diwafatkan, tentunya ini tidak terlepas dari hikmah yang Allah berikan)
Lalu Allah mambantah denganmenurunkan surat Al-Kautsar ayat ke-3 ini.
Para mufasirin menafsirkan, terputus disini ialah terputus dari kebaikan dan rahmat bagi orang-orang yang membenci Rasuulullah –Shallallaahu ‘alayhi wasallam-
Di dalam sebuah hadits dari Syamir bin Atiyah –radhiyallaahu ‘anhu-, ia mengatakan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan seseorang yang bernama Uqbah bin Abi Mu’ad yakni perbuatannya sama dengan Al-Ash bin Wayl yang menjelek-jelekan Nabi sebagai orang yang terputus secara nasab.
Penjelasan hadits yang lainnya, dari Abdullah ibn ‘Abbas dari Ikrimah –radhiyallaahu ‘anhuma-, ayat ini turun berkaitan dengan Ka’ab bin Al-Ashrof dan kelompok orang-orang kafir quraisy. Ketika Ka’ab bin Al-Ashrof datang ke Makkah, orang quraisy berkata kepadanya, “ engkau adalah pemimpin bagi mereka, tidakkah engkau perhatikan dia (Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- ) adalah orang yang terputus dari kaumnya. Dia kira lebih baik daripada kita, padahal kita adalah para pelayan jama’ah haji.” (sudah ada sejak zaman dahulu, orang-orang yang berkhidmat untuk tamu Allah)
Orang-orang yang membenci Nabi Muhammad –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- bergembira dengan kondisi beliau yakni tidak mempunyai putra, karena menurut mereka ini adalah sebuah aib di mana sudah terputus semua nasab-nasabnya. Justru orang-orang yang membenci nabi-lah yang akan terputus dari kebaikan dan rahmat Allah –Subhanahu wa ta’aala-.
Jika seseorang membenci pribadi Nabi –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- , maka secara otomatis orang tersebut juga membenci syariat beliau. Dan jika ada seorang muslim yang membenci syariat atau sunnah Nabi –Shallallaahu ‘alayhi wasallam- maka berarti ia pun benci terhadap syariat yang Allah turunkan. Hal ini merupakan salah satu pembatal keislaman.
Di dalam surat Muhammad: 9, Allah –Subhanahu wa ta’aala- berfirman:
ﺫَٰﻟِﻚَ ﺑِﺄَﻧَّﻬُﻢْ ﻛَﺮِﻫُﻮﺍ ﻣَﺎ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﺄَﺣْﺒَﻂَ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻬُﻢ ْ
yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.”

Wallahu ‘alam bish-shawab

(di Masjid Imam An-Nawawi Cibeber Cilegon Banten, Tafsir Al-Qur'an 29 Januari 2014)

Selasa, 28 Januari 2014

Tawakkal





Faidah ta'lim Ustadzah Ummu Fadhl Hafizhahallah
diambil dari catatan Clara Ummu Abdil Wahhab

Hadits dari Umar Ibn Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, maka Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung. Dia terbang di pagi hari dalam keadaan perut yang kosong dan kembali dalam keadaan perut yang penuh."
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Al-Baghawi, Abdullah Ibn Mubarak, dan Abu Dawud)


->TAWAKKAL DAN TAKWA-

"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..."  [Ath-Thalaaq (65) : 2-3]

Takwa dan tawakkal berkaitan erat dalam masalah rezeki, dan tawakkal menjadi faktor terbesar datangnya rezeki. Orang yang bertakwa dan tawakkal, maka dunia akan tunduk dan mengikutinya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membacakan dua ayat ini kepada Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Seandainya manusia mengambil ayat ini sebagai landasan dia di dalam mencapai kebutuhan hidupnya, maka (dua) ayat ini cukup."

Ulama berkata, "... Betapa banyak hamba yang menyerahkan urusannya kepada Allah kemudian Allah mencukupkan apa yang dia inginkan."
Dengan kata lain, sebesar kita bertawakkal kepada Allah, maka sebesar itu pula Allah mencukupkan kebutuhan kita.

->PENGERTIAN TAWAKKAL

Tawakkal secara bahasa artinya mewakilkan,menggantungkan, menyandarkan kepada pihak lain.
Tawakkal secara istilah yaitu penyandaran hati dengan jujur kepada Allah dalam upaya memperoleh kebaikan-kebaikan dan menolak bahaya-bahaya dalam seluruh urusan dunia dan akhiratnya (Imam Ibn Rajab al-Hanbali dalam kitab Jami'ul Ulum wal Hikam)

Sa'id Ibn Jubair berkata bahwa tawakkal adalah pokok iman.

->HAKIKAT TAWAKKAL

1. Mengenal Allah dan sifat-sifatnya
2. Mengakui dan menetapkan adanya sebab, menjaganya, kemudian melakukan sebab-sebab tersebut
3. Ketergantungan hati yang sangat kepada Allah, serta kepercayaan dan penyandaran yang sangat kepada pengaturan-Nya (tidak boleh ada keraguan sedikitpun akan kemampuan Allah dalam menyelesaikan urusan kita baik di dunia maupun di akhirat)
4. Kemantapan di atas tauhid (Bahkan sepenuhnya mentauhidkan Allah)
5. Ridha/ puas dengan keputusan Allah
6. Kepasrahan dan ketergantungan hati kepada Allah semata

"Rahasia tawakkal dan hakikatnya adalah kepasrahan dan ketergantungan hati kepada Allah. Namun tidaklah tercela mengambil sebab (maksudnya berusaha/berikhtiar-pent) dengan tetap menjaga hati agar terbebas dari ketergantungan dengan sebab (sebab=usaha yang dilakukan-pent)"
-Ibnul Qayyim Rahimahullah-

Ikhtiar tidaklah bertentangan dengan tawakkal, justru ikhtiar merupakan bagian dari tawakkal. Orang yang bertawakkal tanpa berikhtiar maka tawakkalnya cacat. Tawakkal merupakan perpaduan antara ikhtiar dan penyandaran hati.


->KAITAN TAWAKKAL DENGAN IMAN

Allah sering menggandengkan tawakkal dengan iman, seperti yang tertera dalam ayat-ayat berikut:

"...Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman"  [Al-Ma'idah (05) : 23]

Dan Musa berkata, "Wahai kaumku! Apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang Muslim (berserah diri)."  [Yunus (10) : 84]

"Sesungguhnya orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Rabbnya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia."  [Al-Anfal (08) : 2-4] 

->BUAH TAWAKKAL

  • Akan mendapatkan kecukupan dari Allah. "...Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..."  [Ath-Thalaaq (65) : 3]
  • Orang yang bertawakkal akan mendapatkan kecintaan Allah. "...Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."  [Ali-'Imraan (03) : 159]
  • Akan mudah mengerjakan hal-hal yang bermanfaat tanpa ada rasa takut dan gentar sedikitpun kecuali kepada Allah.
  • Akan bersemangat mencari rezeki, mencari ilmu dan mencari segala sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat.
  ->FAWAID HADITS
  1. Tawakkal merupakan realisasi iman, bahkan sebagai syaratnya
  2. Tawakkal menyebabkan jiwa menjadi tenang dan hati menjadi lega
  3. Allah akan memberikan kecukupan bagi orang yang bertawakkal dalam semua urusannya
  4. Tawakkal merupakan sebab terkuat dalam meraih kebaikan atau menolak kemudharatan
  5. Tawakkal akan mengundang kecintaan Allah kepada hambanya
  6. Tawakkal akan menghasilkan kekuatan hati, keberanian, dan ketetapan hati
  7. Tawakkal akan menghasilkan kemenangan dan kekuatan
  8. Tawakkal akan mengasilkan kesabaran terhadap musibah
  9. Tawakkal akan menguatkan tekad dan ketetapan hati dalam urusan-urusan kita
  10. Tawakkal akan melindungi kita dari pengaruh setan
  11. Tawakkal merupakan sebab yang dapat menolak sirih, hasad, 'ain
  12. Tawakkal bisa menghasilkan rezeki
  13. Tawakkal akan menjauhkan diri dari sifat ujub dan kibr
  14. Tawakkal akan menghilangkan tathayyur (anggapan sial)
  15. Tawakkal akan menghasilkan sikap ridha terhadap qadha (keputusan) Allah
  16. Tawakkal merupakan sebab masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta untuk (berobat dengan cara) disundut dengan api, dan tidak melakukan tathayyur, serta mereka bertawakal kepada Alloh.’ Lalu ‘Ukkasyah bin Mihshon berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Alloh agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian ada orang lain berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Alloh agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau sudah didahului ‘Ukasyah.'  (HR. Al Bukhori dan Muslim)


Di kediaman Ibu Widya,
19 Desember 2013