Selasa, 17 Desember 2013

Beriman Kepada Hari Akhir




::Oleh Al-Ustadzah Ummu Fadhl hafizhahallah::
(Kajian Ta'shiliyyah: Hadits Arba'in ke-2 Pekan ke-3, Rabu sore, 20 November 2013 di Masjid Imam An-Nawawi  Cibeber, Cilegon Banten)

Mengapa di sebut hari akhir? Karena tidak ada lagi hari setelah itu. Hari-hari yg dimaksud adalah hari-hari semasa di dunia. Dan pada saat itulah merupakan fase awal kita memasuki alam yg lain yaitu alam akhirat (di sinilah tempat segalanya berakhir).

Beriman kepada hari akhir merupakan beriman kepada perkara yg ghoib. Pada umumnya, seseorang itu lebih mengimani pada sesuatu yg dzohir & ketika Allah memerintahkan untuk beriman kepada perkara yg ghoib, ini yg menjadi ganjalan, hambatan & pengingkaran karena perkara ghoib tidak bisa dilihat, belum bisa dirasakan. Maka Allah Subhanahu wa ta'aala selalu menggandengkan antara perintah beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'aala dengan perintah beriman kepada yaumil akhir, baik yg disebutkan dalam ayat Al-Qur'an maupun hadits Nabi Shalallaahu 'alaihi wasallam.

Contoh pada hadits Nabi Shalallaahu 'alaihi wasallam, " Barang siapa yg beriman kepada Allah & hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau kalau tidak (bisa) diam,"
Diam yg dimaksud adalah diam dari sesuatu yg ia tidak tahu perkara ilmunya, diam dari sesuatu yg tidak mempunyai manfaat, diam dari sesuatu yg memudhorotkan, disyaratkan dengan beriman kepada yaumil akhir, karena semua balasan amal baik yg dilakukan oleh lisan/perbuatan semuanya akan diganjar di hari akhir.

Beriman kepada hari akhir merupakan pondasi keimanan (pokok keimanan), sehingga bila ia tidak beriman kepada hari akhir maka ia belum dikatakan beriman. Dan pentingnya kita mempelajari hal ini karena bila salah satu rukun iman hilang maka hilanglah iman seseorang.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin Rahimahullah menyebutkan bahwa cakupan beriman kepada hari akhir ada 4, yaitu:


1. Beriman Akan Terjadinya Hari Akhir

Seorang mukmin wajib beriman tentang kepastian terjadinya yaumil akhir, akan tetapi kapan terjadinya ini tidak diketahui oleh manusia & ilmu ini hanya ada di sisi Allah Subhanahu wa ta'aala, termasuk Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam tidak diberitahukan kecuali ciri-ciri terjadinya hari tersebut. Kita harus beriman bahwasanya Allah akan membangkitkan manusia dari kubur-kuburnya & Dia-lah yg menghidupkan manusia-manusia yg sudah mati. Dan kita juga harus beriman bahwasanya ketika setelah ditiupkan sangkakala ke-2, maka manusia-manusia akan bangkit untuk menghadap Rabbul 'aalamiin, mulai dari manusia yg pertama hingga manusia yg paling akhir hidup di dunia.

Berdasarkan dalil Qs. Al-Mu'minun:16, Allah Subhanahu wa ta'aala berfirman:

"Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat".
Sangkakala pertama adalah tiupan untuk menghancurkan (kiamat kubro betul-betul terjadi), sebagaimana yg digambarkan di dalam Al-Qur'an, gunung-gunung berterbangan bagai anai-anai artinya hancur lebur, kemudian wanita-wanita yg hamil mendadak melahirkan (keguguran), bayi-bayi berubah langsung menjadi orang tua, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Hajj ayat 1-2:
"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-Mu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yg sangat besar (dahsyat). (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yg menyusui anaknya dari anak yg disusuinya & gugurlah kandungan segala wanita yg hamil, & kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras."
Berdasarkan hadits Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam bahwa manusia akan dibangkitkan & dikumpulkan menghadap Allah Subhanahu wa ta'aala dalam keadaan belum berkhitan, tidak berpakaian, bertelanjang kaki tanpa alas (tidak memakai selembarpun pakaian).  Ini semua pasti terjadi, karena sudah ditetapkan dengan qadar-Nya yg azali & sudah dikhobarkan di dalam Al-Qur'an & Hadits Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam. 
 2) beriman kepada berita (khobar) yg Allah sebutkan di dalam kitab-Nya maupun hadits shahih dari Nabi Shalallaahu 'alaihi wasallam

Seperti khobar bahwa manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, tidak disunat & sama sekali tidak membawa harta sedikitpun. Jadi orang sekaya apapun ketika hidup di dunia, ketika dibangkitkan sama keadaannya dengan keadaan orang yg sangat miskin di dunia.

Kemudian juga khobar yg menyebutkan bahwasannya manusia akan dikumpulkan di sebuah padang masyhar, pada saat itu matahari didekatkan dalam hitungan mil sehingga dikhobarkan dalan hadits Nabi Shalallaahu 'alaihi wasallam, ada manusia yg tenggelam dengan keringatnya, ada manusia yg keringatnya mencapai hidungnya (nyaris tenggelam), sampai mulutnya, sampai lehernya, sampai dadanya, sampai pinggangnya, kemudian sampai dengkulnya, betisnya, mata kakinya, tergantung dari amalan masing-masing manusia tsb.

ini khobar yg harus kita imani, kalau kita hanya mengandalkan akal & otak kita yg cekak, kita akan berfikir manusia kalau dikumpulkan dalam satu tempat dengan keadaan yg sama tentunya akan tenggelam semuanya, apalagi sama-sama mengeluarkan keringat, tapi luar biasanya Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan masing-masing dengan keadaannya masing-masing.

Oleh karena itu, ketika menyampaikan hadits ini, Aisyah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sama pertanyaannya dengan kita, kalau manusia dikumpulkan pada satu tempat dalam keadaan telanjang, tidak di sunat, tidak beralas kaki, tidak membawa harta sedikit pun, kemungkinan akan saling berpandang-pandangan antar manusia tersebut, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa kondisi pada saat itu manusia hanya sibuk dengan keadaanya masing-masing sehingga tidak sempat memikirkan kondisi orang lain.

Hal ini wajib kita imani karena bagi sebagian manusia yaitu orang-orang yg tidak mengimani yaumil akhir menyatakan bahwa fase kematian itu adalah fase terakhir artinya tidak akan dibangkitkan, tidak dihidupkan lagi apa yg dialami, diceritakan & dikhobarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Maka wajar ucapan-ucapan mereka bahwa hidup manusia satu kali. Ini keyakinan orang-orang kuffar. Terkadang diadopsi juga oleh sebagian besar kaum muslimin. Bagi orang mukmin, kehidupan itu dua kali, kehidupan yg sifatnya fana yaitu ketika di dunia & kehidupan yg sifatnya abadi yaitu di akhirat.
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta'aala dalam surah Al-Anbiya:104,

"(Yaitu) pada hari Kami gulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yg pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami-lah yg akan melaksanakannya".
Manusia diciptakan dari sel sperma yg membuahi sel telur, begitu mati & dikubur maka habislah daging, kerangka & pada hitungan puluhan, ratusan, ribuan tahun yg tidak akan pernah habis adalah tulang ekor.  Lalu apa maksud perkataan Allah, "lalu begitulah Kami mengulanginya", disebutkan dalam surah At-Thariq: 5-10,
"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?. Dia diciptakan dari air yg terpancar,. Yang keluar dari antara tulang sulbi & tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati). Pada hari ditampakkan segala rahasia,. Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun & tidak (pula) seorang penolong."
Ketika yg tersisa di tanah hanya tulang ekor, kemudian Allah membuat hujan yg hujan tsb mirip seperti sperma (kekentalan & warnanya) yg disebut dengan hujan kehidupan, lalu tulang ekor-tulang ekor tsb dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'aala bisa membentuk lagi manusia sebagaimana semula, tidak ada yg hilang & cacat sedikit pun, sebagaimana ia diciptakan... seperti itulah ia dibangkitkan.  

3) Beriman kepada perkara-perkara yg disebutkan dengan hari akhir

Yakni beriman kepada kejadian-kejadian yg ada hubungannya dengan hari kiamat seperti adanya telaga (haudh), ada syafa'at, ada shirath, ada surga, ada neraka. Kita wajib mengimani ini, bahkan surga & neraka sudah diciptakan (tinggal ditempati).

Berdasarkan hadits bahwa ketika Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan tentang keutamaan sholat, bahwa sholat adalah amalan manusia yg pertama kali akan dihisab, sedangkan perkara yg berhubungan manusia yg pertama kali dihisab adalah masalah darah (pembunuhan).

ketika menjelaskan hadits tsb, Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam menjelaskan bahwasanya sholat adalah amalan hamba yg pertama kali dihisab, maka orang yg melakukan amalan sholat ia akan terlihat dari pancaran wajahnya karena sering terbasuh dengan air wudhu, sebagai ganjaran & penghormatan kepada orang-orang yg senantiasa menegakkan sholat, kemudian umat Nabi Muhammad ini dikumpulkan untuk bisa menikmati air yg ada di dalam haudh (telaga), masing-masing Nabi punya telaga. Tetapi telaganya Nabi Muhammad Shalallaahu 'alaihi wasallam adalah telaga yg terbesar disesuaikan dgn jumlah umatnya yg terbesar di antara nabi-nabi yg lain.

Begitu umat Nabi Muhammad menikmati air dari telaga ini, yg manisnya lebih manis dari madu, yg putihnya lebih putih dari susu, yg barang siapa meminumnya maka tidak akan haus selamanya (ini keutamaan dari air haudh tsb), kemudian ternyata ada sekelompok umat Nabi Muhammad yg diusir oleh Allah Subhanahu wa ta'aala, tidak boleh menikmati air tsb. Rasulullah yg melihat keadaan seperti ini, ia bertanya kepada Allah Subhanahu wa ta'aala, " Ya Rabb, mereka adalah umatku, mengapa mereka diusir?", bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam memanggil, "ummatiy...ummatiy.. mereka itu adalah umatku... umatku... mengapa diusir dari telaga ini?", kemudian Allah menjelaskan, "wahai Muhammad, engkau tidak tahu apa yg mereka perbuat, mereka telah merubah-rubah agamamu". ini ganjaran pertama dari orang-orang yg beribadah yg tidak pernah diajarkan Nabi Shalallaahu 'alaihi wasallam.

Begitu pula tentang syafa'at, hadits tentang syafa'at begitu luar biasa panjangnya, perjalanan manusia untuk mendapatkan syafa'at secara umum, yg hanya bisa syafa'at tsb disampaikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan izin dari Allah untuk seluruh manusia dengan syafa'at 'uzma namanya. Ini pula keutamaan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dibandingkan dengan nabi-nabi yg lain.

Kemudian juga tentang shirath, sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan karakteristik dari shirath tsb, yakni lebih tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang, lebih licin sehingga orang yg melewatinya tanpa pertolongan Allah Subhanahu wa ta'aala pasti akan tergelincir, tergores, terbelah karena saking tajamnya.

Shirath adalah jembatan yg dibentangkan di atas Neraka Jahannam sehingga digambarkan, setiap umat yg lewat akan disaksikan oleh nabinya masing-masing ketika melewati shirath. umat Nabi Muhammad adalah umat yg pertama kali melewati shirath, walaupun umat terakhir tetapi dihisab di awal sehingga doa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam setiap umatnya lewat, nabi mengucapkan, " Allahumma salim..,Ya Allah selamatkan dia.. selamatkan dia.."..

Digambarkan ada yg melewati shirath secepat kilat, secepat angin, secepat kuda perang yg tangguh, secepat orang yg berlari, secepat orang yg berjalan cepat, secepat orang yg berjalan, ada yg merangkak, ada yg baru beberapa langkah kecemplung. Gambaran-gambaran ini wajib kita imani, walaupun ini perkara-perkara yg ghoib.

 4) Beriman Kepada Nikmat & Adzab Kubur

Alam kubur disebut juga alam barzakh, yakni fase awal untuk memasuki alam akhirat. Jadi, di dalam alam kubur itu ada nikmat & ada juga adzab yg akan diterima si mayit yg dikuburkan.

Tentunya kenikmatan di alam kubur, hanya akan didapatkan oleh orang-orang yg ta'at kepada Allah & Rasul-Nya, sedangkan adzab kubur diberikan kepada orang-orang yg kufur terhadap Allah & risalah yg dibawa Rasul-Nya.

Berdasarkan hadits Bara' bin Azib, haditsnya panjang mulai dari perjalanan bagaimana setiap manusia yg mukmin & kafir dicabut ruhnya oleh malakul maut.

Bagi orang mukmin yg dicabut ruhnya, malaikat datang dengan tampilan yg sangat bagus & memberikan kabar gembira. Malakul maut ketika mencabut nyawanya mengatakan, "ukhruji... keluarlah...!, wahai jiwa yg thoyyibah, menuju ampunan Rabbmu".

Jadi, orang mukmin yg meninggal, ia dihibur oleh malakul maut sehingga dia tidak akan bersedih & takut ketika dicabut nyawanya, karena ia sudah tahu tempat akhir yg akan ditempatinya & itu lebih baik ketimbang tempat semasa di dunia & ia juga tahu bahwa Allah akan menjaga istri/suami & anak-anak yg ditinggalkannya.

Kemudian pada akhir-akhir hadits, ketika si mayit tadi sudah dikuburkan dan yg mengantar jenazah itu pulang, lalu si mayit tadi didudukan & siap dengan 3 pertanyaan: 


1. Man Rabbuk? (Siapa Rabbmu?)
2. Man Nabiyyuk? (Siapa Nabimu?)
3. Wa maa diinuk? ( dan apa agamamu?)

Setelah ia bisa menjawab pertanyaan ini, maka selamatlah ia dan ia berhak mendapatkan nikmat kubur berupa dilapangkan kuburnya (ini sebagai tanda kemudahan proses selanjutnya di hari kiamat), kemudian ia akan ditidurkan sampai hari kiamat. Oleh karena itu, doa orang yg sudah mati itu ingin cepat-cepat kiamat karena ia sudah tidak sabar masuk ke tempat yg sudah dijanjikan.

Berbeda dengan orang kuffar, ia meminta untuk ditunda karena ia juga sudah tahu kemana ia akan tinggal dan ketika ia ditanya oleh kedua malaikat tentang 3 pertanyaan tadi, ia hanya bisa menjawab, " haaah...hahh..haaah..", sehingga malaikat tadi mengambil palu ghodam lalu dihantam ke tubuhnya, yg jika palu ghodam ini dihantamkan ke gunung, maka gunung tsb akan menjadi debu begitu selanjutnya.. dipukul hancur, diutuhkan lagi, di pukul hancur, diutuhkan lagi..sampai tegaknya hari kiamat. Inilah yg dinamakan adzab kubur. Oleh karena itu khobar-khobar seperti ini wajib kita imani walaupun nalar kita tidak sampai memahami.

Tetapi anehnya ada sebagian kaum muslim yg tidak mengimani adanya nikmat & adzab kubur karena hadits-hadits yg menjelaskannya adalah hadits yg sifatnya ahad.

♣ Rukun Iman ke-6 ♣

Beriman Kepada Takdir, baik Takdir yg Buruk maupun yg Baik


Sebagaimana yg disebutkan bahwa takdir adalah ashl (pokok) dari tauhid atau keimanan. Jadi, tidak sah, keimanan (tauhid) seseorang kecuali ia beriman kepada qadha & qadhar.

Abdullah bin Abbas mengatakan bahwa "takdir adalah tali ikatan tauhid".

"barang siapa yg mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta'aala akan tetapi ia mendustakan takdir, maka kedustaannya terhadap takdir merupakan pembatal dari tauhidnya" , sebaliknya...

"Barang siapa yg mentauhidkan Allah, sekaligus beriman kepada takdir maka beriman kepada takdir tersebut merupakan tali ikatan tauhid yg sangat kuat".

Ketika ada sekelompok orang yg bertanya kepada Abdullaah Ibn umar yg pada saat itu sedang haji, "wahai sahabat Nabi, bagaimana sikapmu terhadap orang-orang yg ada di daerah kami & mereka tidak beriman kepada takdir?", lalu beliau menjawab, "katakan kepada mereka bahwa Abdullaah Ibn Umar berlepas dari mereka & mereka berlepas dari Abdullah Ibn Umar". Artinya Abdullaah Ibn Umar tidak menganggap keimanan mereka.

Akan kita dapati kelompok-kelompok sesat yg tidak mengimani takdir, yakni ada 2 kelompok ekstrim: ekstrim kanan & ekstrim kiri. Kelompok yg mengimani bahwa segala sesuatu itu murni takdir Allah Subhanahu wa ta'aala & tidak ada andil manusia dalam masalah kehendaknya, ini yg disebut kelompok ekstrim kanan. Sedangkan keyakinan bahwa segala sesuatu adalah murni perbuatan manusia dan tidak ada kaitannya dengan takdir disebut kelompok ekstrim kiri.

Padahal keimanan yg benar adalah segala sesuatu perbuatan manusia adalah ketetapan Allah Subhanahu wa ta'aala, tetapi juga ada kehendak (usaha) manusia untuk melakukan, sehingga kita tidak boleh bersandar dengan takdir.

Pembahasan takdir ini penting, supaya kita mendapatkan pemahaman yg benar dengan masalah takdir. Sehingga ketika kita melakukan suatu keburukan tidak menyalahkan seluruhnya kepada takdir tetapi salahkan ikhtiar kita yg salah memilih, karena manusia diberikan hak untuk memilih (masyi'ah).

♣ Pengertian Qadha & Qadhar ♣
Qadha secara bahasa ialah memutuskan, memisahkan & mengokohkan (menyempurnakan & merapihkan), sedangkan secara istilah ialah segala sesuatu yg diputuskan (ditetapkan/dikokohkan) oleh Allah untuk makhluk-Nya berupa penciptaan, pembinasaan, penghancuran & perubahan.

Qadhar secara bahasa artinya takdir (menentukan). Sedangkan secara istilah ialah apa yg pada zaman azali telah ditentukan oleh Allah akan terjadinya, berdasarkan ilmu & penulisannya tentang segala sesuatu sebelum terjadi & tercipta.

Berdasarkan hadits Rasulullaah Shalallahu 'alaihi wasallam dari ubaadah bin shoomit Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

' ان اول ما خلق الله القلم، قال له اكتب! قال رب Ùˆ ما ذا اكتب؟قال اكتب مقادر كل شيء حتي تقوم الساعة

"Yg pertama kali Allah ciptakan adalah qolam, Allah berfirman padanya, "tulislah!" .ia menjawab," wahai Robbku apa yg harus aku tulus?". Allah berfirman, "tulislah taqdir segala sesuatu sampai hari kiamat" (HR Abu Daud no.4700)

Artinya, Allah sudah mengetahui apa yg akan terjadi & apa yg akan dialami oleh makhluk-Nya karena Allah sudah menentukan sebelum makhluk tadi diciptakan. Di dalam hadits lain disebutkan, penulisan takdir sudah ada sejak 50 ribu tahun yg lalu sebelum penciptaan langit & bumi sehingga apa yg kita lakukan sekarang ini, sudah Allah tetapkan pada zaman azali.

                                                                                    (bersambung….)
Top of Form
Top of Form
Top of Form
Top of Form

Jumat, 13 Desember 2013

♣ Dampak Buruk Kesyirikan & Macam-Macam Kesyirikan♣


Oleh al-Ustadzah Ummu Fadhl hafizhahallah

::: Kajian Ta'shiliyyah: Al-Wajibat (Hal-hal yg harus diketahui seorang Muslim), Rabu sore, 4 Desember 2013 di Masjid Imam An-Nawawi  Cibeber, Cilegon Banten


Pembahasan ini penting kita pelajari karena ini adalah salah satu dakwah yg disampaikan oleh para Rasul yaitu memperingatkan manusia akan kesyirikan. Seseorang tidaklah memiliki tauhid yg sempurna kecuali setelah ia sudah menghilangkan segala bentuk macam kesyirikan yg ada pada dirinya. Oleh karena itu kita dapati kalimat tauhid, "Laa ilaaha illallaah" terdapat 2 rukun, yakni: 


1) kita menafikkan semua sesembahan-sesembahan yg bathil selain Allah
2) kita menetapkan hanya Allah saja sebagai Illah yg haq untuk kita sembah.

Kalau kita tidak mempelajari tentang syirik (pengertian syirik, dampak buruk dari kesyirikan, macam-macam kesyirikan) dikhawatirkan kita terjerumus ke dalam kesyirikan. Padahal kesyirikan adalah sesuatu yg sangat dibenci oleh Allah Subhanahu wa ta'aala.

Pada hakikatnya kesyirikan itu adalah biangnya keburukan. Pelajaran dari Ibnu Hudzaifah Ibn Yaman, ketika beliau menyebutkan, "Pada zaman dahulu para sahabat menanyakan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang keburukan karena aku khawatir terjerumus ke dalam keburukan tersebut".

Jika seorang mukminah tidak tahu akan kewajiban bagi dirinya untuk mempelajari masalah aqidah maka ia tidak akan mengerti hakikat Dien yg sedang ia peluk. Kita tidak bisa merasakan betapa indahnya tauhid bila kita tidak bisa mempelajari yg menjadi lawan dari tauhid itu sendiri yaitu syirik & sarana-sarananya baik yg berkaitan dgn Syirik Akbar maupun Syirik Ashgar.

Dampak Buruk Dari Kesyirikan 


1. pelaku syirik besar tidak akan diampuni dosanya oleh Allah Subhanahu wa ta'aala

Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'aala dalam Surah An-Nisa: 48 & 116, yaitu:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, & Dia mengampuni segala dosa yg selain dari (syirik) itu, bagi siapa yg dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yg besar."
"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, & Dia mengampuni dosa yg selain syirik itu bagi siapa yg dikehendaki-Nya. Barang siapa yg mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya."
2. Pelaku kesyirikan "halal" masuk neraka

Dalam Surah Al-Ma'idah: 72, Allah Subhanahu wa ta'aala berfirman:
".....Sesungguhnya orang yg mempersekutukan (sesuatu dgn) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, & tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun."
 3. Pelaku kesyirikan akan dihapus amalan & pahala amalannya

Syirik merupakan perusak yg paling utama dari semua amalan & pahala amalan, perbedaannya:
• syirik besar, akan menghapus seluruh amalan & pahala amalan
• syirik ashgar, akan merusak kesempurnaan / tidak sampai merusak keseluruhan dzatnya.

Dalam Surah Az-Zumar: 65, Allah Subhanahu wa ta'aala berfirman:
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) & kepada (nabi-nabi) yg sebelummu, "jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalanmu & tentulah kamu termasuk orang-orang yg merugi."
Semakna dengan surah di atas, Allah Subhanahu wa ta'aala berfirman dalam Surah Al-An'am: 88
 "itulah petunjuk Allah, yg dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yg dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yg telah mereka kerjakan."
Begitu juga Allah Subhanahu wa ta'aala membuat perumpamaan bahwa amalan-amalan orang kafir itu ibarat fatamorgana (menjadi sesuatu yg hilang / yg samar). Sebagaimana firman Allah dalam Surah An-Nur: 39, yaitu:
"Dan orang-orang yg kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yg datar, yg disangka air oleh orang-orang yg dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu yg apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup & Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya." 
Kebaikan sebanyak apapun & sebagus apapun oleh orang-orang kafir tidak akan bermanfaat & tidak akan menjadi hitungan di sisi Allah Subhanahu wa ta'aala pada hari kiamat. Semakna pada surah di atas, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surah Ibrahim: 18
"Orang-orang yg kafir kepada Tuhan-nya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yg di tiup angin dengan keras pada suatu hari yg berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yg telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yg jauh."
 4. Kesyirikan merupakan kedzaliman yg sangat besar

Firman Allah Subhanahu wa ta'ala QS. Luqman: 13,
 "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, " Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yg besar."
Dikatakan kedzaliman yg besar karena orang yg berbuat syirik tidak bisa menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, sesuatu yg tidak layak untuk disembah, sesuatu yg tidak layak untuk dimintai pertolongan, beristighasah dan beristi'anah.

5. Dosa besar yg paling besar

Di antara jajaran dosa-dosa besar, maka kesyirikan menempati urutan pertama. Sebagaimana hadits yg diriwayatkan Imam Bukhari & Muslim, Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam berkata kepada sahabat,



"maukah aku beri tahu kepada kalian tentang dosa-dosa besar yg paling besar?", kemudian para sahabat berkata, " tentu, yaa Rasulullaah, kami ingin tahu apa dosa besar yg paling besar", maka Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam menyebutkan, "Syirik kepada Allah".

Bahaya & dampak buruk kesyirikan menjadi sebab kita wajib takut terhadap kesyirikan, sebab lain yg mejadikan kita wajib takut terhadap kesyirikan : banyaknya manusia yg terjerumus kedalam kesyirikan karena begitu banyaknya bentuk,macam kesyirikan juga karena samarnya perkara kesyirikan.

Ini sangat jauh berbeda dengan apa yg terjadi pada masa orang-orang Quraisy terdahulu (orang-orang syirik terdahulu), dahulu mereka melakukan kesyirikan pada saat hidup senang, tetapi ketika mereka ditimpa kesulitan & musibah maka mereka cepat-cepat menjauhi kesyirikan tersebut.

Apalagi sekarang ini sudah mulai dikecoki adanya tokoh-tokoh pelaku kesyirikan tetapi seperti memiliki ilmu "putih", sehingga disebutkan bila orang memiliki ilmu sihir tetapi dalam rangka menolong, memberantas ilmu-ilmu "hitam" disebut sebagai orang baik. Padahal hakikatnya ini JUSTRU BERBAHAYA daripada orang yg memiliki ilmu sihir "hitam" karena akan tersamarkan & mereka akan disebut sebagai orang yg shalih, mereka disebut wali Allah (orang yg memiliki kekhususan dari Allah Subhanahu wa ta'ala). YANG MEMBEDAKAN terlihat pada warna bajunya saja, pada dasarnya adalah sama-sama pelaku kesyirikan.

Seperti dukun yg memakai baju/jubah putih, bacaannya dzikir dihitung-hitung 10 ribu kali, 20 ribu kali (sifat ghuluw) dan lain-lain. Kalau dukun ilmu hitam, baju/jubahnya hitam-hitam. Sehingga mereka seperti mata uang & LEBIH BERBAHAYA bila menipu orang-orang yg awam.

♣ MACAM-MACAM KESYIRIKAN ♣

1) SYIRIK AKBAR, ialah kesyirikan yg menyebabkan pelakunya keluar dari islam dan kekal di dalam neraka serta halal, darah & kehormatannya.

Syirik ini adalah syirik yg Allah sebutkan dalam Surah An-Nisa: 48 & 116. Tafsiran dari dua ayat tsb terkait dengan kata "ayyusyroka".


 ♤ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menafsirkan kata "ayyusyroka" bisa ditakwil menjadi "isyrokan" bentuk isim (benda) yg belum ada cirinya (ialah bentuk umum) artinya jenis kesyirikan apapun bentuknya baik syirik besar maupun syirik kecil. 

♤ para ulama mufasir yg lain menyebutkan maksud dari ayat tsb bahwa dosa syirik yg tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wa ta'ala (syirik akbar) adalah bagi pelakunya yg mati dalam keadaan belum bertaubat dari dosa syirik tsb.

♤ menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin Rahimahullah, selayaknya bagi seorang mukmin, ia harus berhati-hati dari segala kesyirikan baik dari segi bentuk/ jenisnya, syirik besar maupun syirik kecil. Jika syirik kecil ini bertumpuk-tumpuk & terus menerus dilakukan sehingga ia mati sebelum bertobat, bisa jadi dosa syirik kecil ini menjadi syirik besar. 


bahaya syirik kecil juga tidak kalah hebatnya dengan syirik besar. Oleh karenanya Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam lebih takut jika syirik kecil ini menimpa para sahabat. Mengapa?...
Karena syirik besar mudah terlihat secara dzahir sedangkan syirik kecil tidak.

Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wasallam merasa aman bahwa para sahabatnya terhindar dari syirik besar akan tetapi yg beliau khawatirkan adalah syirik khafi (syirik kecil), beliau sifatkan syirik tsb seperti semut hitam yg berjalan di atas batu yg hitam, di tengah malam yg gelap, karena TERSAMARKAN & bersifat HALUS. Tidak ada yg selamat dari syirik kecil kecuali orang-orang yg dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta'aala karena terkait dengan AMALAN HATI.

Syirik khafi (Riya) merupakan kategori syirik kecil. Ia tidak menghilangkan seluruh pahala/amalan, akan tetapi menghilangkan atau mengurangi pahala/amalan yg dihinggapi riya saja, berbeda dengan syirik akbar yg seluruh amalannya akan terhapus.

♠ PEMBAGIAN SYIRIK AKBAR ♠

1. Syirik Dalam Doa 

Ini bentuk kesyirikan yg paling banyak terjadi di masa ini, yakni orang yg meminta minta di kuburan, di pohon, batu dan lain-lain. Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta'aala QS. Al-Ankabut:65,
"Maka apabila mereka naik kapal, mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)."
Doa merupakan ibadah, berdasarkan hadits Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam, "Doa adalah Ibadah", dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa ta'aala QS. Al-Mu'min: 60,
  
"Dan Tuhan-mu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yg menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."
Doa adalah hak Allah Subhanahu wa ta'ala  dan  perkara yg khusus bagi Allah. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Mu'minun: 117,
 "Dan barang siapa menyembah Tuhan yg lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhan-nya. Sesungguhnya orang-orang yg Kafir itu tiada beruntung."

Doa merupakan ibadah yg besar dibandingkan ibadah-ibadah yg lain bahkan doa adalah pondasinya dari suatu ibadah. Doa terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Doa mas'alah yaitu doa permintaan, umumnya dilakukan pada waktu mustajab.
2. Doa ibadah seperti sholat, dzikir, membaca Al-Qur'an dan lain-lain.

Mengapa doa disebut sebagai pondasinya ibadah?...

Doa terdiri dari doa mas'alah & doa ibadah, kedua jenis doa ini saling melazimkan (berkaitan).
Artinya:
◇ bukankah orang yg sedang melakukan doa mas'alah pada hakikatnya ia sedang melakukan doa ibadah?.. jawabanya: tentu ya,
◇ bukankah di dalam doa ibadah itu mengandung doa mas'alah?..jawabannya: tentu iya. 


Contoh: dzikir berupa istighfar, artinya doa ibadah (dzikir) juga merupakan doa mas'alah (istighfar/meminta ampun).

Jadi, doa merupakan ibadah yg paling agung & bila doa ini dipalingkan kepada selain Allah maka akan berbuah kesyirikan yaitu syirik akbar.

Menurut perkataan salah seorang Ustadz, bahwa boleh bagi kita bertawasul (meminta didoakan) kepada orang shalih yg masih hidup, tetapi kata beliau, hendaknya seorang muslim menutup celah-celah/kesempatan untuk berbuat Syirik Akbar, termasuk diantaranya ialah sering minta didoakan. Akibatnya mengalami ketergantungan terhadap orang shalih tsb. Ini yg menyebabkan adanya celah untuk ia memalingkan doa sehingga rasa tawakkalnya akan berpindah. Oleh karenanya islam berbeda dengan nashoro yg tidak mengenal calo (perantara) di dalam ibadah.

Bila kita sudah memenuhi adab-adab di dalam berdoa & memurnikan ibadah itu kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, maka semestinya kita punya keyakinan akan terkabulnya doa tsb. Namun, tinggal bagaimana merubah pola pikir kita tentang arti terkabulnya doa. Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa bentuk terkabulnya doa itu macam-macam, bukan hanya permintaan saat itu saja doa dikabulkan (langsung dikabulkan), ini adalah salah satunya, bagian & jenis yg lain seperti dipalingkannya ia dari musibah atau bahkan bentuk makbulnya doa tsb akan disimpan di hari kiamat nanti.


 Oleh karenanya banyak kita dapati orang berputus asa dalam berdoa karena salah memahami tentang terkabulnya doa. Sehingga ia berhenti berdoa. Inilah yg disebut dengan isti'jal (tergesa-gesa) di dalam berdoa. Akibatnya timbul rasa Su'udzon kepada Allah Subhanahu wa ta'aala.

Dalam Kitab Ad-Da Wad-Dawa', Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah menyebutkan dosa yg paling besar di atas syirik adalah su'udzon kepada Allah Subhanahu wa ta'aala karena su'udzon merupakan pintu gerbang menuju kekufuran & kesyirikan.

Perkataan beliau semakna dengan firman Allah Subhanahu ta'ala dalam Surah Al-A'raf: 33, 

"Katakanlah, "Tuhan-ku hanya mengharamkan perbuatan yg keji, baik yg tampak atau pun yg tersembunyi, & perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yg benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dgn sesuatu yg Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yg tidak kamu ketahui."
Menurut Syaikh Bin Baaz, ayat ini menunjukkan urutan dosa yg terendah sampai yg tertinggi, yaitu:
◇ Perbuatan yg keji, yg tampak maupun tersembunyi
◇ Perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yg benar
◇ Mempersekutukan Allah dengan sesuatu yg Allah tidak menurunkan hujah (dalil)
◇ Berbicara tentang Allah tanpa ilmu ialah bentuk su'udzon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala

Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan di dalam kitab beliau 'Syarah Masaa'il Jahiliyyah', Masaa'il yg ke-14 & 15 yaitu bahwa termasuk perilaku Jahiliyyah itu menerima sesuatu yg Allah tolak & menolak sesuatu yg Allah tetapkan. Jadi, kaidahnya menolak & menerima. Ketika Allah menghalalkan tauhid (memerintahkan tauhid), mereka mengharamkan tauhid. Hal ini sama persis terjadi dengan keadaan sekarang ini. 


Misal: orang yg berdakwah dengan tauhid dituduh macam-macam, sedangkan orang yg mengajarkan kesyirikan disebut sebagai orang yg paling berjasa kepada islam & lain sebagainya. Keadaan ini seperti keadaan Jahiliyyah karena perilaku-perilaku Jahiliyyah tsb di adopsi oleh orang-orang zaman sekarang sehingga perilakunya sama.

Wallaahu a'lam bishshowab

Selayang Pandang Kemuslimahan Al-Hanif

Bismillah..

 

VISI
:: Menjadi Lembaga Dakwah Kemuslimahan Ahlussunnah yang Terdepan di Cilegon:: 

Menjadi seorang Muslimah merupakan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sangat membahagiakan. Dengan menjadi muslimah yang sholihah maka Allah dan Rasul-Nya menjaminnya akan mendapatkan kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Untuk itulah setiap muslimah harus membekali dirinya dengan ilmu yang ilmiyah bersumber dari kitab Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan pemahaman para salafus sholih. Dengan demikian -in syaa’ Allah- akan membentuk generasi muslimah yang unggul keimanannya dan benar amalnya sehingga dapat menyebarkan yang haq dan mencegah yang mungkar serta memberi manfaat kepada sesama.
MISI
  • Membentuk pribadi generasi muslimah yang sholihah, unggul dalam ilmu dan amal, tangguh, mandiri dan berdayaguna
  •  Memperkokoh  barisan muslimah dengan menumbuhkan rasa kepedulian yang tinggi kepada sesama
  • Mensyiarkan dakwah Sunnah kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mengenal diinul Islam yang haq
  • Membentuk system informasi yang mendukung yang mengarah pada terbentuknya lingkungan yang islami
TARGET
·          
  • Terselenggaranya berbagai kegiatan/kajian kemuslimahan baik bersifat rutin maupun incidental yang mendukung dalam rangka membentuk pribadi muslimah yang sholihah
  • Terciptanya hubungan silaturrahim yang kokoh antar sesama anggota muslimah sebagai bentuk kepedulian muslimah terhadap sesama
  • Terselenggaranya berbagai kegiatan syiar dakwah tauhid kepada masyarakat luas dengan memanfaatkan berbagai media yang mendukung
  • Terbentuknya berbagai jaringan komunikasi yang massif sebagai pendukung berbagai kegiatan dakwah

PERAN KEMUSLIMAHAN 

Dakwah kepada kebaikan haruslah dimulai dari masing-masing individu dilandasi dengan ilmu syar’i yang benar untuk kemudian ikut andil dalam memperbaiki lingkungannya. Peranan muslimah begitu besar dalam menciptakan lingkungan yang baik dalam lingkup keluarganya secara khusus dan masyarakatnya secara umum. Sehingga bersama-sama dalam dakwah semoga peran kemuslimahan semakin mengefektifkan dan membantu kinerja dakwah untuk terciptanya lingkungan yang islami.