:: Faedah Ta'lim: Ustadzah Ummu Fadhl Hafidzahallaah
Pada hakikatnya manusia walaupun ia sudah sampai kepada puncak kejayaannya, kepada puncak kekuatannya, kepada puncak kesehatannya, kepada puncak kekayaan & kekuasaannya maupun ia sudah sampai kepada puncak keilmuan & kecerdasannya serta sudah mencapai kepada puncak ibadah & akhlak yg sudah diinginkan dalam islam, tetapi ia pada dasarnya hanya seorang manusia yg tidak akan luput dari salah & dosa, karena manusia disebutkan oleh Rasulullaah -shalallaahu 'alaihi wa sallam- sebagai "Al-Khotho'un" yaitu pelaku kesalahan. Sebagaimana yg disebutkan di dalam hadits Nabi -shallallaahu 'alaihi wasallam- ," setiap anak adam itu adalah yg melakukan dosa & kesalahan".
Kita sadari bahwasanya keadaan manusia, sehebat apapun keimanannya, keilmuan, ibadah dan lain-lainnya, masih saja ia bisa melakukan dosa / kesalahan karena memang pada hakikatnya manusia itu diciptakan oleh Allah -Subhanahu wa ta'aala- dalam keadaan lemah, sebagaimana yg Allah difirmankan di dalam Surat An-Nisa: 28, kemudian di dalam Surat Ar-Ruum : 54, Allah -Subhanahu wa ta'aala- berfirman:
Kita sadari bahwasanya keadaan manusia, sehebat apapun keimanannya, keilmuan, ibadah dan lain-lainnya, masih saja ia bisa melakukan dosa / kesalahan karena memang pada hakikatnya manusia itu diciptakan oleh Allah -Subhanahu wa ta'aala- dalam keadaan lemah, sebagaimana yg Allah difirmankan di dalam Surat An-Nisa: 28, kemudian di dalam Surat Ar-Ruum : 54, Allah -Subhanahu wa ta'aala- berfirman:
Allah, Dia-lah yg menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menciptakan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan kuat itu lemah (kembali) & beruban. Dia menciptakan apa yg dikehendaki-Nya & Dia-lah yg Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Artinya, proses penciptaan manusia diawali dgn fase kelemahan, sebagaimana kita ketahui fase penciptaan manusia berasal dari air mani yg hina, kemudian ia menjadi segumpal darah, dari segumpal darah menjadi segumpal daging, dari segumpal daging terbentuklah tulang yg terbungkus dgn daging, lalu ia menjadi seorang manusia yg utuh & dilahirkan ke dunia dalam keadaan lemah.
Kemudian fase berikutnya setelah fase lemah adalah fase kuat, di mana seseorang ketika dia sudah melalui masa balita, kemudian masuk masa remaja dan masa dewasa, ini adalah fase yg kuat, fase ke-2 yg dilalui manusia. Akan tetapi, fase yg kuat ini tidak berlangsung lama karena selanjutnya adalah masuk kepada fase lemah yg ke-2, yaitu ketika ia sudah mulai berusia & renta serta beruban. Ini adalah fase lemah ke-2 setelah mengalami fase lemah yg pertama.
Dan dari sinilah kita ketahui pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yg lemah. Jadi, manusia sehebat apapun keimanan, ibadah atau keilmuannya serta kecerdasannya, tetapi ia tetaplah sebagai seorang manusia yg tidak luput dari kesalahan & dosa. Akan tetapi, Allah -Subhanahu wa ta'aala- dgn rahmat-Nya, Dia memberikan karunia, kemuliaan & anugerah pada hamba-hamba-Nya supaya ketika seorang hamba tadi terjerat dalam gelimang dosa/maksiat lalu ia tidak binasa pd dosa & maksiat tsb, akan tetapi Allah memberikan jalan keluar bagi mereka untuk keluar dari jeratan dosa & maksiat tsb.
Sebab di dalam syari'at Islam, tidak ada dosa yg diperbuat oleh seorang hamba yg kemudian dosa tsb menjeratnya sehingga tidak bisa menyebabkan hamba tadi tidak bisa keluar dari dosa tsb. Hal itu TIDAK ADA dalam syari'at Islam.
Sebab, semua dosa ada taubatnya, ada jalan keluarnya, termasuk dosa syirik. Kalau ia melakukan kesyirikan di dalam kehidupannya kemudian ia bertobat, maka in syaa' Allah dosa syirik ini tidak akan jadi masalah baginya pada hari kemudian. oleh karena itu, tidak ada kata SULIT di dalam Islam untuk bisa keluar dari kubangan dosa & maksiat. Hal ini sangat mudah pada kita untuk taubat... yg penting ada kemauan, ada azzam yg kuat, ada niat yg ikhlas untuk kita mau berubah & keluar dari kubangan dosa & maksiat.
Akan tetapi hal ini mudah bagi orang yg Allah mudahkan dan sulit bagi orang yg Allah sulitkan terkait dgn tingkat usaha & kesungguhan orang tsb untuk keluar dari dosa & maksiat tsb. Jika memang ia tidak memiliki azzam yg kuat, tidak memiliki tekad yg besar, tidak memiliki kesungguhan & tidak memiliki niat yg ikhlas untuk bisa keluar dari kubangan dosa & maksiat maka ia akan mempersulit dirinya sendiri untuk keluar dari kubangan dosa & kesalahan. Akan tetapi jika ia memiliki azzam yg kuat, niat yg ikhlas, kesungguhan, kejujuran kepada Allah -Subhanahu wa ta'aala- maka tentunya Allah akan mudahkan baginya jalan untuk bertaubat.
Oleh karena itu, jika kita sudah mengetahui kondisi keadaan manusia yg pada hakikatnya adalah seperti ini maka satu-satunya jalan adalah senantiasa kita kembali kepada Rabb kita, Rabbul 'aalamiin. Dimana Allah -subhanahu wa ta'aala- senantiasa membuka tangannya pada siang hari bagi pelaku-pelaku dosa yg mereka lakukan pada malam hari & Allah membuka tangannya pada malam hari bagi org-org yg melakukan dosa pada siang hari, yg penting bagi kita adalah adanya niat, tekad yg kuat & niat yg ikhlas di dalam bertaubat. Oleh karena itu penting bagi kita untuk membahas masalah istighfar & masalah taubat, karena inilah salah satu jalan yg Allah berikan sebagai salah satu karunia kepada hamba-hamba-Nya yg mau kembali kepada Allah -Subhanahu wa ta'aala-.
Allah -Subhanahu wa ta'aala- sering menyebutkan kata Istighfar & taubat di dalam Al-Qur'an, terkadang Allah menyebutkan bersendirian hanya Istighfar saja, dan terkadang Allah menyebutkan bergandengan kata Istighfar dengan taubat, bahkan Allah juga sering menyebutkan antara Istighfar dengan tauhid karena memang hubungan antara Istighfar dengan tauhid ini sangat erat sekali. Di mana inti dari tauhid itu adalah Istighfar yakni memohon ampun kepada Allah -Subhanahu wa ta'aala-.
♣ apa makna kata ISTIGHFAR dari sisi bahasa?
Makna kata Istighfar diambil dari kata asalnya adalah "gha-fa-ra" yang artinya menutupi, sebagaimana disebutkan di dalam kamus Mu'jamul Muqoyyisil Lughah bahwa Istighfar berasal dari kata 'ghafara', namun jika kata ghafara ini sudah mendapat tambahan hamzah, sin dan ta menjadi wazan (timbangan atau pola kalimat) menjadi "Istaghfara" maka maknanya akan berbeda dengan ghafara yaitu MEMINTA atau MEMOHON AMPUN.
Dan Allah -Subhanahu wa ta'aala- memiliki nama Al-Ghofuur dan nama Al-Ghofaar yang keduanya adalah bentuk penyangatan, artinya sangat atau Maha Pengampun, yang ini juga diambil dari kata ghafara. Oleh karena itu, kalau ghafara ini belum mendapatkan kata tambahan apa-apa di dalam kata kerjanya, maka artinya menutupi dan ini adalah perbuatan Allah -Subhanahu wa ta'aala-. Akan tetapi kalau maknanya Istaghfara, maka ini adalah perbuatan hamba karena hamba meminta ampun kepada Allah -Subhanahu wa ta'aala-
♣ Apa makna kata Istighfar dari sisi istilah?
Yaitu permohonan seorang hamba kepada Rabb-Nya agar Rabb-Nya mengampuni dosa-dosanya, mengampuni kesalahan-kesalahannya, menutupi kekurangan-kekurangannya & memaafkan ketergelincirannya.
Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi seorang manusia hingga akhir hayatnya untuk beristighfar kepada Allah -Subhanahu wa ta'aala-, memohon ampun kepada Allah -Subhanahu wa ta'aala- karena Istighfar merupakan esensi atau inti dari ibadah. Istighfar adalah fondasi di dalam agama kita, dari fondasi itulah akan muncul bangunan Islam yang kokoh karena dibangun dari tauhid, sebagaimana yang Allah sebutkan dalam Surat Hud: 1-3
Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu dari-Nya. Dan hendaklah kamu MEMINTA AMPUN kepada Tuhan-Mu dan BERTOBAT kepada-Nya. ( Jika kamu mengerjakan yang demikian ), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik ( terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan & Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.
~ kemudian Surat Al-Kahfi: 55
Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia dari beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka, & MEMOHON AMPUN kepada Tuhan-Nya, kecuali ( keinginan menanti ) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.
Kalau kita perhatikan dua Surat ini yaitu Surat Hud: 1-3 & Surat Al-Kahfi: 55 dalam ayat tersebut ditunjukkan kepada orang-orang kafir Quraisy dan orang-orang yang terhalang bagi mereka cahaya keimanan, di dalam ayat tersebut Allah memerintahkan Istighfar, memohon ampun dari 'dosa-dosa kalian terdahulu'. Jangan sampai apa yang terjadi pada umat-umat terdahulu akibat pembangkangan mereka terhadap Rabb, Rasul Allah Subhanahu wa ta'aala- menyebabkan mereka binasa di dunia, sebelum mereka binasa di akhirat.
Dan jika kita perhatikan kalimat tentang Istighfar ini datang dalam kalimat perintah, "berIstighfarlah...memohon ampunlah... ", oleh karena itu Rasulullaah -shalallaahu 'alaihi wasallam-, jika ada yang mau masuk Islam dan bersyahadat, beliau ajarkan doa tentang Istighfar. " Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, warzuknii.. Ya Allah, ampunilah aku, limpahkanlah rahmat kepadaku, kemudian berikanlah aku hidayah dan karuniakanlah aku rezeki. Ini menunjukkan betapa keimanan (Tauhid) dengan Istighfar memiliki hubungan yang sangat erat sekali.
Hukum Istighfar
Jika kita perhatikan ayat2 yang menyebutkan bahwasanya Allah Subhanahu wa ta'aala memerintahkan hamba2-Nya untuk beristighfar. Ini banyak sekali di dalam Al-Qur'an maupun yang disebutkan di dalam hadits Nabi Shalallaahu 'alaihi wasallam.
Di dalam Surat An-Nisa:64 ,, Allahu ta'aala berfirman:
Di dalam Surat An-Nisa:64 ,, Allahu ta'aala berfirman:
Dan kami tidak mengutus seorang Rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohon ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memerintahkan hamba2-Nya untuk beristighfar. Selain dijelaskan pada Surat An-nisa:64, juga dijelaskan pada Surat lainnya yaitu:
• Qs. Muhammad : 19 (dalam ayat ini, kata Istighfar muncul sebagai kalimat perintah)
• Qs. Al-Baqarah : 196 - 203 (berkenaan haji, & setelah beranjak beribadah haji Allah memerintahkan untuk banyak beristighfar/memohon ampun)
• Qs. Al-Muzammil : 20
• Qs. Al-Maidah : 74
• Qs. An-Nisa : 106
• Qs. An-Nasr : 3
Dalil dari hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam:
ketika Nabi berkhutbah pada hari 'ied, beliau khusus berkhutbah kepada kaum mukminah pada saat itu, beliau mengatakan: "Wahai kaum wanita, banyak2lah bersedekah & banyak2lah beristighfar..."
Mengapa?....
karena beliau shallallaahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwasanya sebagian besar penduduk neraka adalah para wanita, dan untuk menebus itu semua, para wanita diperintahkan oleh Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam banyak2 bersedekah & banyak2 beristighfar.
Kemudian di dalam riwayat lain, Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
" Beruntunglah orang2 yang didapati di dalam catatan amalnya banyak istighfar (banyak bacaan istighfar)".
Dari ayat2 & hadits2 yang telah disebutkan bahwasanya hukum dari Istighfar itu adalah wajib. Maka taubat & Istighfar adalah kewajiban bagi setiap hamba karena keadaanya sebagai Al-Khoto'un (orang2 yg melakukan kesalahan).
✔Pembagian Istighfar terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1) Istighfar yang disebutkan sendirian tanpa bergandeng dengan kata taubat
2) Istighfar yang disebutkan bersanding dengan kata taubat.
♣ Apa makna yang pertama & apa makna yang kedua?
~Jika istighfar itu berdiri sendiri tanpa digandeng dengan kata taubat, maka Istighfar itu artinya taubat itu sendiri. Allah menyebutkan Istighfar saja, tidak menyebutkan taubat. Seperti dalam Surat Nuh: 10, Allahu Ta'aala berfirman:
"maka aku katakan kepada mereka, "mohonlah ampun kepada Tuhan-Mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun".
Dan Surat Al-Baqarah: 199,
Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang2 banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
~ Jika Istighfar disandingkan dengan taubat, seperti pada surat Hud ayat 3,
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhan-Mu dan bertaubat kepada-Nya....
apa maksudnya?...
ketika ia beristighfar berarti ia memohon ampun untuk dijauhkan dari dosa2 atau dihapuskan dari kesalahan2 dosa di masa lalu, dan ketika ia bertobat berarti permohonan kepada Allah Subhanahu wa ta'aala berupa perlindungan dari perbuatan buruk atau dosa yang akan datang, sehingga ia terjaga di masa lalu & di masa yang akan datang.
Istilah-istilah seperti Istighfar & taubat banyak kita jumpai seperti:
a) Iman dan Islam
Bila Iman & Islam bergandengan, maka Islam artinya sendiri dan Iman artinya sendiri, untuk membedakannya kalau iman adalah amalan hati & Islam adalah amalan anggota badan.
Bila hanya Islam saja atau Iman saja maka maksudnya adalah kedua-duanya yakni amalan hati & amalan badan.
b) Fakir dan Miskin
Jika kita sebutkan Fakir & Miskin maka maknanya berbeda-beda tetapi hanya yang disebutkan fakir saja maka miskin juga termasuk, sebaliknya bila disebutkan miskin saja maka fakir termasuk di dalamnya.
♣ Keutamaan Istighfar ♣
1) Istighfar merupakan penghapus dosa
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'aala di dalam Surah An-Nisa:64 & Surah Al-Baqarah : 199, kemudian juga dalil hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, hadits shohih yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasuulullaah bersabda,
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'aala di dalam Surah An-Nisa:64 & Surah Al-Baqarah : 199, kemudian juga dalil hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, hadits shohih yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasuulullaah bersabda,
" Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa sama sekali, maka Allah akan mengbinasakan kalian, lalu Allah ganti kalian dengan kaum yang berbuat dosa, kemudian mereka memohon ampun, pasti Allah akan mengampuni mereka."
~ hadits Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan Abu Sa'id Al-Khudry, sesungguhnya Rasuulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
" Sesungguhnya Syaithan berkata, demi kemuliaan-Mu Wahai Rabb, aku akan senantiasa menyesatkan hamba2-Mu selama ruh2 mereka masih ada di jasad2 mereka, kemudian Allah Tabaraka wa ta'aala berfirman, " Demi kemuliaan-Ku & demi keagungan-Ku, Aku tidak akan berhenti mengampuni mereka selama mereka mau beristighfar."
~ hadits Qudsi dari Abu Hurairah Radiyallaahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Allah berfirman, hamba-Ku berbuat dosa, kemudian ia berkata, 'Ya Allah... ampunilah aku, maka Allah berfirman hamba-Ku berbuat dosa, kemudian ia ingat bahwa Rabb-Nya Maha Mengampuni dosa.
(Jadi, ketika ia berbuat dosa, kemudian ia ingat bahwa Allah Maha Pengampun & Maha Penerima Taubat, lalu kemudian ia beristighfar memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa ta'aala, kalau sudah begini maka dosanya kembali terangkat)
Lalu kemudian ia mengulanginya lagi, berbuat dosa lagi & lalu ia ingat lagi bahwa Allah Maha Pengampun dosanya, kemudian ia berkata, ' Ya Allah... ampunilah aku, maka Allah pun berfirman, 'hamba-Ku berbuat dosa lalu ia mengetahui bahwasanya Rabb-Nya Maha Pengampun, maka dosanya terangkat kembali. Lalu ia mengulanginya lagi sebuah dosa, lalu ia ingat lagi bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat & Maha Pengampun, kemudian ia berkata, ' Ya Allah... ampunilah aku, kemudian Allah Subhanahu wa ta'aala berfirman, 'hamba-Ku berbuat dosa, lalu ingat bahwa Rabb-Nya Maha Mengampuni dosa & Maha Menghapus dosa2-Nya'. Maka kemudian Allah Subhanahu wa ta'aala berfirman, 'berbuatlah sekehendakmu, sungguh aku telah mengampunimu'.
Akan tetapi, hadits ini jangan dijadikan dalil 'TOMAT' (Tobat-maksiat, tobat-maksiat), memang betul Allah Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat, akan tetapi kita tidak tahu apakah setelah taubat, kita menemukan ajal atau ketika kita lagi berbuat maksiat, ajal menjemput kita.
Dan sebagai konsekuensinya dari kandungan nama Allah Al-Ghofuur, Al-Ghofaar bahwasanya Allah akan mengampuni dosa2 hamba-Nya, sebesar apapun dosa tersebut. Bahkan kalau dosa tsb bentuknya bisa digambarkan sepenuh langit atau sepenuh bumi, maka Allah akan mengampuni dosa tsb dan Allah akan datang membawa ia dengan ampunan sebanyak dosanya.
INGAT... !
hadits ini bukan menjadi dalil bolehnya kita berbuat maksiat & dosa, tetapi hadits ini ingin menunjukkan betapa Allah Subhanahu wa ta'aala Maha Rahmah, Maha Rahim, Maha Ghofuur... Dia siap mengampuni siapa saja dari hamba-Nya yang melakukan dosa besar apapun itu selama syarat dari taubat terpenuhi.
Jadi bagi kita yang memiliki masa lalu yang suram, memiliki dosa yang luar biasa besarnya, tidak ada kata PUTUS ASA dari taubat kepada Allah Subhanahu wa ta'aala selama taubat itu masih kita lakukan & memenuhi syarat2nya.
2) Istighfar merupakan penyebab turunnya hujan, melimpahnya harta, banyaknya anak, luasnya rizki & kenikmatan hidup
Di dalam Surah Nuh : 10-12, Allahu Ta'aala berfirman,
Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka (Kaum Nuh), " Mohonlah ampun kepada Tuhan-Mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dgn lebat. Dan membanyakan harta & anak2mu & mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai2.
Jadi keadaan kaum Nuh pada saat itu adalah musim kemarau yang berkepanjangan & salah satu wahyu yang Allah turunkan kepada Nuh 'alaihissalam adalah membuat bahtera. Maka disitulah kaum Nuh mengejeknya. Lalu Nuh memerintahkan kepada kaumnya untuk banyak2 Istighfar supaya turun hujan.
Dan ternyata istighfar ini bukan hanya menurunkan hujan, selain itu juga akan memperbanyak harta & anak, juga akan menyebabkan kenikmatan hidup berupa akan munculnya sungai2 & mata air sebagai sumber kehidupan bagi seluruh makhluk.
Kemudian pada Surah Hud : 3, Allahu ta'aala berfirman,
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhan-Mu & bertobatlah kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan & Dia akan memberikan kepada tiap2 orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaanya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa di hari kiamat.
Ketika menafsirkan kata2, " Yumatti'kum mataa'an hasanaa...arti: niscaya Allah akan memberikan kenikmatan yang baik." Imam Al-Qurthubi menyebutkan maksudnya adalah pahala dari istighfar & taubat tsb adalah Allah akan memberikan manfaat yg banyak berupa keluasan rizqi, kenikmatan hidup, serta tidak akan menimpakan kepada mereka adzab. Ini adalah sebagai bentuk buah dari Istighfar.
Ulama tafsir yang lain menyebutkan maksudnya " Yumatti'kum mataa'an hasanaa..." adalah tambahan umur, tentunya kenikmatan tambahan umur ini dikaitkan dengan berbagai macam keta'atan kepada Allah Subhanahu wa ta'aala.
3) Istighfar merupakan penyebab diangkatnya siksa & adzab
Di dalam Surah An-Naml: 46, Allahu ta'aala berfirman,
Dia berkata, " Hai Kaumku, mengapa kamu meminta disegerakan keburukan, sebelum (kamu meminta) kebaikan?, hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat."
Kemudian Surah Al-Anfal : 33, Allahu ta'aala berfirman,
"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun."
Jadi dua ayat ini menunjukkan bahwa istighfar menjadi penyebab diangkatnya adzab.
4) kebahagiaan & keberuntungan bagi orang2 yang beristighfar
Sebagaimana hadits Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam, "beruntunglah bagi orang2 yang didapati pada catatan amalannya Istighfar."
♣ siapa yang paling beruntung & yang paling banyak memiliki catatan Istighfar?
Orang yang paling banyak amalan Istighfarnya adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam,
bagaimana tidak?...
beliau di dalam satu majelis saja bisa sampai 100x beristighfar, padahal Allah sudah menjanjikan sebuah kepastian bahwa Muhammad akan diampuni dosa2nya baik yang terdahulu maupun yang akan datang. Jadi kita tahu bahwa keutamaan Istighfar akan membuat kita beruntung.
5) Istighfar dapat menambah kekuatan bagi orang2 mukmin
Di dalam Surat Hud: 52, Allahu Ta'aala berfirman,
Dan ( Hud berkata), "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhan-Mu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambah kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.
Para ahli tafsir diantaranya Imam Al-Qurthubi, ketika menafsirkan kata2, "wayazidkum quwwatan ilaa quwwatikum" maksudnya Allah akan menambah kekuatan di atas kekuatanmu, Allah akan menambah keperkasaan di atas keperkasaanmu.
Sedangkan Ali bin 'Isa menafsirkan kata2, " wayazidkum quwwatan ilaa quwwatikum" maksudnya adalah Allah Subhanahu wa ta'aala akan menambah kemuliaan di atas kemuliaanmu. Kemudian Adjujaj menafsirkan kata2 tersebut maksudnya adalah Allah akan menambahkan kepadamu kekuatan di dalam nikmat. Ini menunjukkan bahwasannya Istighfar bisa menambah kekuatan bagi orang2 yg beriman.
♣ lalu, dari sisi waktu, kapan diucapkan & diamalkannya Istighfar?
setelah melakukan dosa/maksiat maka segera kita ucapkan kalimat Istighfar sebagai bentuk permohonan ampun & taubat kita kepada Allah Subhanahu wa ta'aala. Akan tetapi, apabila kita bisa menjaga perbuatan diri dari dosa & maksiat, maka Istighfar tetap dibutuhkan dalam setiap keadaan.
waktu yang paling utama untuk beristighfar adalah waktu sahur, dimana Allah Subhanahu wa ta'aala memuji orang2 yang banyak beristighfar di waktu sahur yaitu sepertiga malam terakhir menjelang shubuh. Oleh karena itu, para Ulama menyebutkan ketika setelah melakukan shalat malam, maka ia berdo'a kepada Allah Subhanahu wa ta'aala & pada saat itu Allah turun ke langit dunia. Allah akan mengijabah semua permintaan dari orang2 yang meminta pada waktu itu. Kemudian setelah berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'aala, ia memperbanyak baca Al-Qur'an & di tutup dengan Istighfar, sebagaimana yang terdapat pada Surah Ali Imran: 16-17.
6) Allah akan menyediakan surga2 bagi orang2 yang beristighfar
Di dalam Surah Ali Imran: 15-17, Allahu Ta'aala berfirman,
katakanlah (Muhammad), "inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" (Perhiasan & kenikmatan dunia) untuk orang2 yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai2; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri2 yang disucikan serta keridhaan Allah; dan Allah Maha Melihat akan hamba2-Nya. (Yaitu) orang2 yang berdo'a, " Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami & peliharalah kami dari siksa neraka". (Yaitu) orang2 yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), & yang memohon ampun di waktu sahur.Surga-surga yang lebih baik cari kenikmatan dunia diberikan kepada orang-orang yang beriman, memohon ampun kepada Allah, memohon perlindungan dari adzab neraka yaitu bagi orang-orang yang sabar, bagi orang-orang shiddiq (membenarkan0 seluruh apa yang dibawa Rasuullaah Shallallaahu 'alayhi wasallam, bagi orang yang taat, orang yang selalu berinfaq dan orang yang beristighfar di waktu sahur, buah dari semua itu ialah ia akan mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan kekal di dalamnya.
wallaahu a'lam bisshshowaab
Kajian Ta/shiliyyah: Tazkiyyatun Nafs Pekan ke-3, Rabu Sore 16 Oktober 2013 di Masjid Imam An-Nawawi Cibeber Cilegon Banten
0 komentar:
Posting Komentar