-
-Al-Ustadzah Ummu Fadhl
Hafizhahallaah-
ditulis oleh Ummu Maryam Yuyun Hasanah
Pokok dan Landasan Agama ada 2 yaitu:
1) perintah untuk hanya beribadah kepada Alloh semata, tidak ada sekutu bagiNya, mengajak manusia untuk melaksanakan perintah tersebut, memiliki kepedulian terhadap tauhid, menganggap kafir orang yang meninggalkan tauhid
2) memperingatkan manusia untuk tidak berbuat syirik di dalam beribadah kepada Alloh tegas menyikapi kesyirikan keras dalam memusuhinya mengkafirkan orang yang melakukan kesyirikan
→ penjelasan a.1 :
tidak sah perkataan dan perbuatan seseorang kecuali dengan dua perkara yang agung diatas, karena keduanya merupakan makna dari kalimat tauhid "laa ilaaha illalloh" yang dengan kalimat tauhid ini Alloh menciptakan manusia dan jin
♠ Perintah untuk beribadah kepada Alloh semata tidak ada sekutu bagi-Nya
Wajib bagi kita menunjukan semua ibadah hanya kepada Alloh semata tidak boleh satu jenis ibadah pun dipalingkan kepada selain Alloh, karena ibadah adalah Hak Alloh sebagaimana yang Alloh firmankan dalam surat Al-Isro:23
ﻭ ﻗﻀﻰ ﺭﺑّﻚ ﺃﻻّ ﺗﻌﺒﺪﻭﺍ ﺇﻻّ ﺇﻳّﺎﻩ
ayat ini mengandung makna ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻّ ﺍﻟﻠﻪ perintah ini pula yang pertama kali diperintahkan kepada para rosul yang diutus Alloh kepada kaumnya agar mereka hanya menyembah Alloh saja tidak yang lainnya. Alloh berfirman dalam surat An-Nahl: 36
ﻟﻘﺪ ﺑﻌﺜﻨﺎ ﻓﻲ ﻛﻞّ ﺃﻣّﺔ ﺭﺳﻮﻻ ﺃﻥ ﺍﻋﺒﺪﻭﺍ
ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺍﺟﺘﻨﺒﻮﺍ ﺍﻟﻄﺎﻏﻮﺕ
♠ mengajak manusia untuk melaksanakan perintah-Nya
menyeru manusia untuk melaksanakan tauhid agar mereka memurnikan ibadahnya hanya kepada Alloh semata. Dalam melaksanakan ini (menyeru manusia mendakwahkan manusia tentang tauhid) harus disertai dengan kesabaran yang tinggi sebagaimana kesabarannya para rosul yang telah lebih dahulu melakukan tugas ini
♠ memiliki kepedulian terhadap tauhid
loyal dan mendukung penuh tauhid dan orang-orang yang menyeru kepada tauhid. loyalitas terhadap tauhid didahului dengan cinta terhadap Alloh dengan cinta kepada Alloh seseorang akan mentauhidkan Alloh dan mencintai tauhid serta berpihak dan cinta kepada orang-orang yang juga
mencintai Alloh dan tauhid. Setiap kali bertambah kuat kecintaannya pada Alloh semakin kuat pula
hujaman tauhid dalam hatinya yang ini akan melahirkan amal-amal sholeh yang menjadi tuntutan atau konsekwensi dari kecintaanya pada Alloh dan tauhid. Oleh karena itu seorang muslim berkewajiban untuk loyal, berpihak pada wali-wali Alloh (orang-orang yang memurnikan tauhidnya dan cintanya pada Alloh) dan mencintai mereka sebab mencintai mereka merupakan pula
tuntutan dari kalimat laa ilaaha illalloh Alloh berfirman dalam surat almaidah:55-56
♠ mengkafirkan orang yang meninggalkan tauhid
barangsiapa yang tidak mentauhidkan Alloh dalam ibadah maka ia termasuk kafir dan barangsiapa yang tidak mengkafirkan atau ragu setelah tegaknya hujjah atasnya maka ia pun termasuk dalam kategori kafir
"akan tetapi apa yang disampaikan diatas merupakan hukum secara umum tidak boleh diterapkan
dalam menghukumi orang perorang. karena menghukumi seseorang dengan kekufuran harus
memenuhi beberapa syarat dan harus hilang penghalang-penghalangnya, dan yang berhak
menjatuhkan vonis tersebut hanya pemerintah dan ulama bukan setiap orang"
→ Penjelasan a.2 :
♠ memperingatkan manusia untuk tidak berbuat syirik dalam beribadah kepada Alloh
yaitu dengan peringatan keras,tegas. karena syirik merupakan dosa yang paling besar, kezholiman yang paling zholim, keburukan yang paling buruk. karena orang yang berlaku syirik ia telah berbuat kezholiman yang paling zholim. ia tidak meletakkan perkara pada tempatnya sesuatu yang tidak layak dijadikan sesembahan ia jadikan sesembahan, ia merampas hak Alloh dan ia telah menjadikan selain Alloh sebagai tandingan.
♣ Bagaimana bisa makhluk yang memiliki kekurangan, aib dari segala sisi disamakan dengan Al-Kholik yang Maha Sempurna tidak ada kekurangan dan aib sedikitpun dari segala sisi?
oleh karena itu makna syirik adalah "menyamakan selain Alloh dengan Alloh dalam perkara-perkara yang menjadi kekhususan bagi Alloh"
ayat yang pertama turun yang dengannya Muhammad bin Abdillah diutus menjadi Nabi adalah surat Al-Mudatstsir: 1-2 yaitu memberi peringatan akan syirik
Memberikan peringatan akan kesyirikan harus didahulukan daripada mendakwahkan tentang tauhid karena ia sendiri masuk dalam kalimat tauhid dimana kalimat tersebut didahulukan dengan penafian atau paniadaan sesembahan selain Alloh dan karena ibadah tidak akan pernah benar selama masih dibarengi dengan kesyirikan
◆ tegas dalam menyikapi kesyirikan
tegas dalam menegakkan larangan berbuat kesyirikan dan tegas dalam melarang mendekati sarana-sarana kesyirikan yang dapat menghantarkan kepada kesyirikan
◆ keras dalam memusuhi kesyirikan melakukan permusuhan, membenci kepada kesyirikan dan pelakunya
Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrohim, sikap beliau terhadap kesyirikan dan pelakunya bisa dilihat dalam Surat Al-Mumtahanah: 4
oleh karena itu setiap muslim berkewajiban membenci, memusuhi, melawan berbagai macam bentuk kesyirikan dan pelakunya dan diharomkan bagi setiap muslim menjadikan orang kafir sebagai orang yang ia cintai dan sebagai penolong, Alloh menafikan iman dari orang-orang yang mencintai orang kafir dan memberikan loyalitasnya serta menjadikan mereka sebagai penolong lihat Surat Al-Mujaadalah:22
◆ mengkafirkan orang yang berbuat kesyirikan
Sebagaimana penjelasan sebelumnya. Syarat-Syarat Laa ilaaha illalloh, yaitu artinya: sesuatu yang dengan ketidak adaanya mengharuskan ketidakadaan yang disyaratkan akan tetapi keberadaannya tidak mengharuskan keberadaan yang disyaratkan
Berikut beberapa syarat-syarat diterimanya laa ilaaha illalloh,
7 syarat diterimanya Laa ilaha illallaah :
1. Ilmu
2. Yakin
3. Ikhlas
4. Jujur
5. Cinta
6. Inqiyad
7. Qalbu
ketujuh syarat ini merupakan hasil penelitiaan dan penelaahan para ulama. wajib bagi kita mengetahui syarat-syarat ini dengan cara mempelajari dan memahami secara baik.
Syaikh Ibrohim Al-Khuroyshi berkata" maka ketahuilah bahwa kalimat Laa ilaha illalloh tidak akan
bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya kecuali dengan meyatukan syarat-syarat ini secara
keseluruhan, mengetahui syarat-syarat tersebut dan mengamalkan berbagai macam tuntutannya/
konsekwensinya baik lahir maupun bathin. wallohu a'lam.
⇨ Syarat pertama: ilmu
Yaitu lawan dari kebodohan artinya seorang muslim harus mengilmui tentang kalimat Laa ilaaha
illalloh. Mengetahui rukun- rukunnya, tafsirnya.
kalimat Laa ilaaha illalloh memiliki 2 rukun yaitu:
1) An-Nafyu (peniadaan yang ada dalam kalimat Laa ilaaha)
2) Al-Itsbaat (penetapan yang ada dalam kalimat illalloh)
adapun i"rob atau kedudukan kata-perkata dalam ilmu tata bahasa arab/nahwu
ﻻ: laa penafian/peniadaan untuk segala jenis.beramalan seperti ﺇﻥّ yaitu menashobkan isimnya
(biasanya isim yang dibaca manshub berharokat fathah) dan merofa'kan khobarnya (biasanya
isim yang dibaca rofa berharokat dhummah) dan isim laa tidak boleh ditanwin (oleh karena itu kita
dapati setelah ﻻ ada isimnya yaitu ﺇﻟﻪ berharokat fathah dan tidak ditanwin
ﺇﻟﻪ : semakna dengan ﻣﻌﺒﻮﺩ (yang disembah) berkedudukan sebagai isimnya ﻻ tinggal dicari isim yang bisa menjadi khobarnya ﻻ yang masih mahdzuf/terbuang tersembunyi ditakdirkan isim yang
menjadi khobar ﻻ adalah ﺣﻖّ /ﺑﺤﻖ
ّﺇﻻّ: pengecualian
ﺍﻟﻠﻪ :lafazh jalaalah yang berkedudukan sebagai badal/pengganti dari khobar ﻻ yang mahdzuf tadi maka kesimpulan yang bisa kita ambil kalimat
ﻻ ﺍﻟﻪ ﺇﻻّ ﺍﻟﻠﻪ
bermakna
ﻻ ﻣﻌﺒﻮﺩ ﺣﻖّ /ﺑﺤﻖّ ﺇﻻّ ﺍﻟﻠﻪ
tidak ada sesembahan yang hak untuk disembah kecuali Alloh kita harus meyakini bahwa sesembahan yang ada selain Alloh adalah sesembahan yang bathil.
wallohu a'lam
bersambung...
-Al-Ustadzah Ummu Fadhl
Hafizhahallaah-
ditulis oleh Ummu Maryam Yuyun Hasanah
Pokok dan Landasan Agama ada 2 yaitu:
1) perintah untuk hanya beribadah kepada Alloh semata, tidak ada sekutu bagiNya, mengajak manusia untuk melaksanakan perintah tersebut, memiliki kepedulian terhadap tauhid, menganggap kafir orang yang meninggalkan tauhid
2) memperingatkan manusia untuk tidak berbuat syirik di dalam beribadah kepada Alloh tegas menyikapi kesyirikan keras dalam memusuhinya mengkafirkan orang yang melakukan kesyirikan
→ penjelasan a.1 :
tidak sah perkataan dan perbuatan seseorang kecuali dengan dua perkara yang agung diatas, karena keduanya merupakan makna dari kalimat tauhid "laa ilaaha illalloh" yang dengan kalimat tauhid ini Alloh menciptakan manusia dan jin
♠ Perintah untuk beribadah kepada Alloh semata tidak ada sekutu bagi-Nya
Wajib bagi kita menunjukan semua ibadah hanya kepada Alloh semata tidak boleh satu jenis ibadah pun dipalingkan kepada selain Alloh, karena ibadah adalah Hak Alloh sebagaimana yang Alloh firmankan dalam surat Al-Isro:23
ﻭ ﻗﻀﻰ ﺭﺑّﻚ ﺃﻻّ ﺗﻌﺒﺪﻭﺍ ﺇﻻّ ﺇﻳّﺎﻩ
ayat ini mengandung makna ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻّ ﺍﻟﻠﻪ perintah ini pula yang pertama kali diperintahkan kepada para rosul yang diutus Alloh kepada kaumnya agar mereka hanya menyembah Alloh saja tidak yang lainnya. Alloh berfirman dalam surat An-Nahl: 36
ﻟﻘﺪ ﺑﻌﺜﻨﺎ ﻓﻲ ﻛﻞّ ﺃﻣّﺔ ﺭﺳﻮﻻ ﺃﻥ ﺍﻋﺒﺪﻭﺍ
ﺍﻟﻠﻪ ﻭ ﺍﺟﺘﻨﺒﻮﺍ ﺍﻟﻄﺎﻏﻮﺕ
♠ mengajak manusia untuk melaksanakan perintah-Nya
menyeru manusia untuk melaksanakan tauhid agar mereka memurnikan ibadahnya hanya kepada Alloh semata. Dalam melaksanakan ini (menyeru manusia mendakwahkan manusia tentang tauhid) harus disertai dengan kesabaran yang tinggi sebagaimana kesabarannya para rosul yang telah lebih dahulu melakukan tugas ini
♠ memiliki kepedulian terhadap tauhid
loyal dan mendukung penuh tauhid dan orang-orang yang menyeru kepada tauhid. loyalitas terhadap tauhid didahului dengan cinta terhadap Alloh dengan cinta kepada Alloh seseorang akan mentauhidkan Alloh dan mencintai tauhid serta berpihak dan cinta kepada orang-orang yang juga
mencintai Alloh dan tauhid. Setiap kali bertambah kuat kecintaannya pada Alloh semakin kuat pula
hujaman tauhid dalam hatinya yang ini akan melahirkan amal-amal sholeh yang menjadi tuntutan atau konsekwensi dari kecintaanya pada Alloh dan tauhid. Oleh karena itu seorang muslim berkewajiban untuk loyal, berpihak pada wali-wali Alloh (orang-orang yang memurnikan tauhidnya dan cintanya pada Alloh) dan mencintai mereka sebab mencintai mereka merupakan pula
tuntutan dari kalimat laa ilaaha illalloh Alloh berfirman dalam surat almaidah:55-56
♠ mengkafirkan orang yang meninggalkan tauhid
barangsiapa yang tidak mentauhidkan Alloh dalam ibadah maka ia termasuk kafir dan barangsiapa yang tidak mengkafirkan atau ragu setelah tegaknya hujjah atasnya maka ia pun termasuk dalam kategori kafir
"akan tetapi apa yang disampaikan diatas merupakan hukum secara umum tidak boleh diterapkan
dalam menghukumi orang perorang. karena menghukumi seseorang dengan kekufuran harus
memenuhi beberapa syarat dan harus hilang penghalang-penghalangnya, dan yang berhak
menjatuhkan vonis tersebut hanya pemerintah dan ulama bukan setiap orang"
→ Penjelasan a.2 :
♠ memperingatkan manusia untuk tidak berbuat syirik dalam beribadah kepada Alloh
yaitu dengan peringatan keras,tegas. karena syirik merupakan dosa yang paling besar, kezholiman yang paling zholim, keburukan yang paling buruk. karena orang yang berlaku syirik ia telah berbuat kezholiman yang paling zholim. ia tidak meletakkan perkara pada tempatnya sesuatu yang tidak layak dijadikan sesembahan ia jadikan sesembahan, ia merampas hak Alloh dan ia telah menjadikan selain Alloh sebagai tandingan.
♣ Bagaimana bisa makhluk yang memiliki kekurangan, aib dari segala sisi disamakan dengan Al-Kholik yang Maha Sempurna tidak ada kekurangan dan aib sedikitpun dari segala sisi?
oleh karena itu makna syirik adalah "menyamakan selain Alloh dengan Alloh dalam perkara-perkara yang menjadi kekhususan bagi Alloh"
ayat yang pertama turun yang dengannya Muhammad bin Abdillah diutus menjadi Nabi adalah surat Al-Mudatstsir: 1-2 yaitu memberi peringatan akan syirik
Memberikan peringatan akan kesyirikan harus didahulukan daripada mendakwahkan tentang tauhid karena ia sendiri masuk dalam kalimat tauhid dimana kalimat tersebut didahulukan dengan penafian atau paniadaan sesembahan selain Alloh dan karena ibadah tidak akan pernah benar selama masih dibarengi dengan kesyirikan
◆ tegas dalam menyikapi kesyirikan
tegas dalam menegakkan larangan berbuat kesyirikan dan tegas dalam melarang mendekati sarana-sarana kesyirikan yang dapat menghantarkan kepada kesyirikan
◆ keras dalam memusuhi kesyirikan melakukan permusuhan, membenci kepada kesyirikan dan pelakunya
Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrohim, sikap beliau terhadap kesyirikan dan pelakunya bisa dilihat dalam Surat Al-Mumtahanah: 4
oleh karena itu setiap muslim berkewajiban membenci, memusuhi, melawan berbagai macam bentuk kesyirikan dan pelakunya dan diharomkan bagi setiap muslim menjadikan orang kafir sebagai orang yang ia cintai dan sebagai penolong, Alloh menafikan iman dari orang-orang yang mencintai orang kafir dan memberikan loyalitasnya serta menjadikan mereka sebagai penolong lihat Surat Al-Mujaadalah:22
◆ mengkafirkan orang yang berbuat kesyirikan
Sebagaimana penjelasan sebelumnya. Syarat-Syarat Laa ilaaha illalloh, yaitu artinya: sesuatu yang dengan ketidak adaanya mengharuskan ketidakadaan yang disyaratkan akan tetapi keberadaannya tidak mengharuskan keberadaan yang disyaratkan
Berikut beberapa syarat-syarat diterimanya laa ilaaha illalloh,
7 syarat diterimanya Laa ilaha illallaah :
1. Ilmu
2. Yakin
3. Ikhlas
4. Jujur
5. Cinta
6. Inqiyad
7. Qalbu
ketujuh syarat ini merupakan hasil penelitiaan dan penelaahan para ulama. wajib bagi kita mengetahui syarat-syarat ini dengan cara mempelajari dan memahami secara baik.
Syaikh Ibrohim Al-Khuroyshi berkata" maka ketahuilah bahwa kalimat Laa ilaha illalloh tidak akan
bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya kecuali dengan meyatukan syarat-syarat ini secara
keseluruhan, mengetahui syarat-syarat tersebut dan mengamalkan berbagai macam tuntutannya/
konsekwensinya baik lahir maupun bathin. wallohu a'lam.
⇨ Syarat pertama: ilmu
Yaitu lawan dari kebodohan artinya seorang muslim harus mengilmui tentang kalimat Laa ilaaha
illalloh. Mengetahui rukun- rukunnya, tafsirnya.
kalimat Laa ilaaha illalloh memiliki 2 rukun yaitu:
1) An-Nafyu (peniadaan yang ada dalam kalimat Laa ilaaha)
2) Al-Itsbaat (penetapan yang ada dalam kalimat illalloh)
adapun i"rob atau kedudukan kata-perkata dalam ilmu tata bahasa arab/nahwu
ﻻ: laa penafian/peniadaan untuk segala jenis.beramalan seperti ﺇﻥّ yaitu menashobkan isimnya
(biasanya isim yang dibaca manshub berharokat fathah) dan merofa'kan khobarnya (biasanya
isim yang dibaca rofa berharokat dhummah) dan isim laa tidak boleh ditanwin (oleh karena itu kita
dapati setelah ﻻ ada isimnya yaitu ﺇﻟﻪ berharokat fathah dan tidak ditanwin
ﺇﻟﻪ : semakna dengan ﻣﻌﺒﻮﺩ (yang disembah) berkedudukan sebagai isimnya ﻻ tinggal dicari isim yang bisa menjadi khobarnya ﻻ yang masih mahdzuf/terbuang tersembunyi ditakdirkan isim yang
menjadi khobar ﻻ adalah ﺣﻖّ /ﺑﺤﻖ
ّﺇﻻّ: pengecualian
ﺍﻟﻠﻪ :lafazh jalaalah yang berkedudukan sebagai badal/pengganti dari khobar ﻻ yang mahdzuf tadi maka kesimpulan yang bisa kita ambil kalimat
ﻻ ﺍﻟﻪ ﺇﻻّ ﺍﻟﻠﻪ
bermakna
ﻻ ﻣﻌﺒﻮﺩ ﺣﻖّ /ﺑﺤﻖّ ﺇﻻّ ﺍﻟﻠﻪ
tidak ada sesembahan yang hak untuk disembah kecuali Alloh kita harus meyakini bahwa sesembahan yang ada selain Alloh adalah sesembahan yang bathil.
wallohu a'lam
bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar